Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim medis membutuhkan waktu lama di lapangan untuk memastikan kesadaran Cahya, sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans.
Dalam kasus Ricki Ariansyah, ia mendapatkan cedera kepala saat menanduk bola di belakang kerumunan pemain PSIS Semarang.
Bek PSIS, Farrel Arya, tidak memperhatikan gerakan Ricki tersebut dan menebas kepala rekan seprofesinya dengan kaki sangat tinggi.
Pemandangan horor itu berlanjut dengan semua orang menangis di lapangan setelah melihat Ricki sama sekali tak bergerak.
Beruntung fisioterapis Madura United Marcello Araujo dapat memulihkan kesadaran Ricki setelah 12 menit mendebarkan.
Dalam dua kasus di atas, benang merah yang dapat ditarik adalah pola pikir mendahulukan menendang bola sekencang-kencangnya tanpa memperhatikan sekitar.
Untuk momen Cahya, Rahmat Beri seharusnya menyadari kipernya bakal mendekati bola dan tidak perlu gegabah membuang bola.
Untuk momen Ricki, Farrel Arya bertindak sangat ceroboh dengan berusaha membuang bola, padahal mengarah ke titik butanya, di mana pasti terdapat pemain Madura United yang akan mencapai bola.
Baca Juga: Zainudin Amali Caper Dekati Pratama Arhan, Indra Sjafri Legowo Tanpa Pemain Abroad di SEA Games 2023
Dua insiden tersebut merupakan puncak gunung es dari kebrutalan pemain Indonesia, di mana terdapat tekel tinggi yang lolos dari hukuman wasit.
Cahya Supriadi tak pernah mencapai level terbaiknya sejak cedera tersebut dan kini tergeser dari posisi kiper utama timnas Indonesia U-20.
Terlalu dini untuk menyimpulkan berapa lama Ricki Ariansyah bakal absen dan seperti apa kariernya setelah insiden membahayakan nyawa itu.
Baca Juga: Vibes Negatif Shin Tae-yong di Uzbekistan: Mengeluh Kurang Pemain, Tidak Menyerang Meski Irak Imbang