Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Performa buruk itu rupanya berlanjut di Liga 1, terlihat dengan jumlah kebobolan Bali United setelah Nadeo pulang dari Piala AFF.
Dalam lima laga Nadeo pasca Piala AFF, Nadeo kebobolan 10 kali, atau rata-rata bobol dua kali per pertandingan!
Bali United pun tak pernah menang dalam lima laga itu, yang membuat kesabaran Teco habis.
Pada laga keenam, Teco memutuskan Nadeo tak pantas mengawal gawang Serdadu Tridatu, dan menggesernya dengan Muhammad Ridho.
Muhammad Ridho membayar kepercayaan Teco dengan cleansheet pada laga kontra Persebaya (18/2/2023), lalu mengantar kemenangan atas Dewa United dan Persis.
Saat Nadeo ditunjuk lagi menjadi kiper utama pada laga kontra Persita dan Bhayangkara FC, Bali United kembali gagal menang.
Teco sekali lagi mencopot jabatan Nadeo, dan mengembalikan Ridho sebagai kiper utama pada laga kontra Madura United sore tadi.
Statistik Bali United bersama Nadeo sejak Piala AFF terbaca: 7 laga, 0 menang, 5 imbang, 2 kalah, 14 kebobolan!
Statistik Bali United bersama Ridho sejak Piala AFF terbaca: 5 laga, 3 menang, 1 imbang, 1 kalah, 6 kebobolan!
Simpulannya, Bali United lebih sering menang dan lebih sedikit kebobolan saat mencadangkan Nadeo.
Dengan performa menukik seperti itu, Shin Tae-yong tetap memanggil Nadeo, serta tidak memanggil kiper yang berpotensi menggesernya.
Dua kiper lain, Syahrul Trisna, sejak lama diplot sebagai kiper pelapis, dan Daffa Fasya bahkan terlalu hijau sehingga tak pernah bermain di Liga 1.
Andai Shin Tae-yong mau "menantang", ia seharusnya memanggil kiper yang lebih layak merebut posisi nomor satu, seperti Reza Arya (PSM), Teja Paku Alam (Persib), atau Andritany Ardhiyasa (Persija).
Publik Indonesia untuk sementara harus menyaksikan Nadeo bakal tetap menjadi kiper utama, dengan harapan ia akan kembali menemukan performa terbaik.