Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pemain timnas Indonesia tak memerlukan Piala Dunia U-20 untuk berkarier di Eropa, Marselino Ferdinan bukti klub Eropa punya cara scouting berbeda.
Ancaman pembatalan Piala Dunia U-20 2023 tak akan mengancam peluang karier pemain Indonesia, jika melihat tren terkini scouting klub Eropa.
Nasib Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia saat ini di ujung tanduk seturut penolakan terhadap timnas Israel yang membuat FIFA kecewa.
FIFA telah membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali, dan dikhawatirkan akan muncul keputusan lebih besar (pencopotan status Indonesia sebagai tuan rumah).
Namun apabila tujuan pembentukan timnas U-20 sebagai wahana mencetak pemain berkualitas di timnas senior, maka pembatalan Piala Dunia U-20 seharusnya tak menimbulkan masalah besar.
Shin Tae-yong sebelumnya memantik perhatian publik setelah mengkritik langkah Marselino Ferdinan hijrah ke Eropa sebelum Piala Dunia U-20 2023.
"Seharusnya Marselino bisa saja ke luar negeri setelah Piala Dunia U-20 2023 selesai," ucap Shin (8/2/2023).
"Pastinya harga dia akan berbeda setelah Piala Dunia U-20 2023 selesai," tegasnya.
Pendapat Shin Tae-yong tersebut didasarkan anggapan bahwa klub Eropa menjadikan turnamen besar sebagai ajang memantau talenta baru.
Padahal, klub-klub Eropa diketahui sudah meninggalkan paham tersebut, sehingga turnamen besar bukan lagi ajang yang tepat untuk memantau pemain.
"Situasi ketika pemain yang tak dikenal (direkrut klub) hanya karena performa di turnamen musim panas (Mei-Juni-Juli) sudah menjadi masa lalu," ucap seorang pemandu bakat klub Premier League kepada The Athletic (27/6/2021).
"Anda hanya akan merekrut seseorang yang Anda kenal, yang kemudian dia mengkonfirmasi catatan positif Anda dengan performa di sepanjang turnamen," jelasnya.
Dengan kata lain, klub-klub modern kini lebih menitikberatkan performa pemain di sepanjang musim bersama klub.
Peralihan paham scouting di atas didasari banyaknya kasus pemain meredup setelah direkrut berdasarkan performa di Piala Dunia.
Papa Bouba Diop dapat menjadi contoh, saat ia dibeli Liverpool setelah tampil bagus bagi Senegal di Piala Dunia 2002, hanya untuk merosot di klub raksasa Inggris itu.
"Orang-orang tidak lagi membeli berdasarkan turnamen lagi," ucap seorang agen kepada The Athletic.
Baca Juga: Kerja Keras Dua Tahun Sia-sia, Wonderkid Timnas Indonesia Tangisi Ancaman Batalnya Piala Dunia U-20
"Mereka tidak akan membeli berdasarkan Euro (atau turnamen lainnya), mereka tahu semua pemain, mereka ingin tahu seperti apa pemain di level klub," tandasnya.
Marselino Ferdinan membuktikan anggapan tersebut, saat direkrut KMSK Deinze dari Persebaya Surabaya.
KMSK Deinze tak perlu menunggu hingga Piala Dunia U-20 2023 untuk merekrut Marselino, lantaran sudah yakin dengan kemampuan sang pemain berdasarkan performa di Liga 1.
Dengan anggapan demikian, kemungkinan terburuk Piala Dunia U-20 2023 dibatalkan tak perlu dikhawatirkan para pemain Indonesia.