Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gagasan menciptakan satu tim utuh tim muda yang menjalani pertandingan dalam jangka panjang bukan kali pertama dimunculkan.
Pada 2013-2014, publik Indonesia masih mengingat kegagalan Tur Nusantara yang dilakoni timnas U-19 untuk persiapan Piala Asia U-19 2014.
Saat itu, timnas U-19 angkatan Evan Dimas yang tampil gemilang diarak keliling Indonesia untuk bertanding melawan tim lokal.
Pelatih Indra Sjafri kelak mengakui rangkaian uji coba berbulan-bulan itu tidak memberikan banyak manfaat.
"Saya punya pengalaman tahun 2014, saya didesain uji coba Tur Nusantara 21 kali, tidak pernah kalah, tapi manfaatnya kurang," ucap Indra (16/11/2019).
Hasilnya, Indonesia menjadi bulan-bulanan di Piala Asia U-19 2014, selalu kalah dari Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab.
Mempertahankan timnas junior sebagai satu tim utuh juga bertentangan dengan prinsip sepak bola usia muda, yaitu menciptakan sebanyak mungkin calon pemain elite.
Selain itu, rencana memasukkan timnas U-20 menjadi partisipan Liga 1 juga terbilang ironis mengingat PSSI justru gagal menggelar Liga 1 U-20.
Baca Juga: Turun Kasta, Tujuh Pemain Terbaik Timnas U-20 Bakal Cicipi SEA Games Alih-alih Piala Dunia U-20
Liga 1 U-20 musim 2022/23 gagal digelar setelah Tragedi Kanjuruhan, yang membuat tim U-20 milik klub Liga 1 tak punya wadah berkompetisi.
Meski negara-negara tetangga telah mempraktekkan ide tim muda di kompetisi profesional, negara elite seperti Inggris, Spanyol, hingga Prancis tak pernah menerapkan ide serupa.
Ganjalan terakhir, PSSI berpotensi bersengketa dengan klub-klub pemilik pemain U-20, mengingat sebagian besar pemain telah terikat kontrak dengan klub.