Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kabar buruk bagi PSSI, rencana di atas lebih mudah diucapkan ketimbang dilaksanakan.
Salah satu masalah pertama yang harus dibereskan adalah perihal kepemilikan pemain.
Semua pemain timnas U-20 yang dipanggil Shin Tae-yong tercatat telah diikat oleh klub Liga 1.
Rencana Jokowi di atas dapat diterjemahkan PSSI bakal mencomot pemain-pemain itu untuk berlaga bareng timnas U-20 selama satu musim penuh Liga 1.
Kondisi itu diprediksi bakal memantik reaksi keras dari pihak klub, terlihat dari riwayat konflik pelatih timnas dengan klub-klub Liga 1.
Sebagai contoh, Persija Jakarta meraung keras saat Shin Tae-yong menggelar pemusatan selama satu atau dua bulan.
Jika training camp selama dua bulan saja bisa menciptakan konflik Shin Tae-yong vs Thomas Doll, tak bisa dibayangkan saat pemain itu dicomot selama satu tahun!
Sebagai klub yang sudah memiliki sistem matang untuk membina pemain junior menuju tim utama, Persija (atau klub besar lain) juga diprediksi keberatan melepaskan pengembangan pemain muda ke pihak lain.
Baca Juga: Update Naturalisasi Justin Hubner usai Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Ferarri di Persija atau Robi Darwis di Persib misalnya, mereka sanggup menembus persaingan internal di level klub dan bersanding sejajar dengan pemain asing.
Apabila mereka dilepas ke timnas U-20, tak akan ada lagi persaingan sehingga talenta mereka justru terancam stagnan.
Sebagai klub yang mengikat Ferarri dan Robi dengan kontrak profesional, Persija dan Persib berhak tidak melepas para pemain itu.
Solusi paling ekstrem bagi PSSI adalah menebus para pemain itu, seperti halnya kegiatan transfer klub-klub.
Meski begitu terdapat opsi "peminjaman", yaitu klub-klub yang menyetujui pemainnya dilepas dapat mengirim pemain dengan status pinjaman.
Sejauh ini belum ada pihak klub yang merespons ide Presiden Jokowi di atas.
Baca Juga: Tiga Pemain U-20 Naik Kelas ke Timnas U-22, Tidak Sekalian Shin Tae-yong Geser Posisi Indra Sjafri?