Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selama ini, pelatih asal Korea Selatan itu kerap menggelar pemusatan latihan jangka panjang, yang membuat murka pelatih klub.
Thomas Doll dan Bernardo Tavares menjadi dua pelatih yang paling sering "bermusuhan" dengan Shin Tae-yong.
Apabila situasi itu terus dipertahankan, pemain Indonesia bisa menua hanya untuk pemusatan latihan, karena terlalu lama dipanggil timnas.
Di negara-negara modern, jadwal timnas telah ditentukan dalam jendela internasional, yang biasanya hanya berlangsung dua pekan.
Durasi kebersamaan di timnas bisa memanjang apabila hendak mengikuti turnamen besar, seperti Piala Dunia (untuk negara besar) atau Piala AFF (untuk negara kurcaci).
Jadi, Shin Tae-yong menyalahi perkembangan sepak bola modern dengan mempertahankan metode training camp jangka panjang.
Mengenai dampak positif TC jangka pendek dan dampak negatif TC jangka panjang, pendapat Indra Sjafri layak didengarkan.
"Para pelatih di klub makin lama makin banyak diisi orang-orang berkualitas," ucap Indra (13/4/2023).
Baca Juga: Gagal Ukir Sejarah di Liga 1, Divaldo Alves Putuskan Hengkang dari Persik Kediri
"Menurut saya, terus terang jujur, pemain yang sudah bergabung TC sejak awal, terus begitu ada datang satu dua pemain yang mulai dilepas klub setelah tampil reguler."
"Kualitasnya lebih baik daripada (pemain yang sudah gabung) TC yang saya lakukan dua minggu di bulan Maret," jelasnya.
"TC jangka panjang itu memang tidak ideal, kecuali untuk tim usia muda, usia 17 tahun, itu mungkin," terang Indra.
"Tapi untuk TC timnas senior, U-23, itu sudah mulai kita biasakan dengan TC jangka pendek," tegasnya.
Apabila Direktur Teknik PSSI (secara organisasi seharusnya di atas pelatih timnas Indonesia) sudah berkata demikian, Shin Tae-yong seharusnya meninggalkan metode usangnya.
Baca Juga: Prediksi Arema FC Vs Bhayangkara FC - Tandang Rasa Kandang bagi The Guardians