Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dengan 11 pemain teresbut, Indonesia menampilkan babak pertama yang hambar, meskipun Lebanon tampil di bawah standar.
Sejumlah peluang yang didapatkan terjadi karena lesatan individu, bukan karena hasil kerja sebuah sistem.
Benar saja, Indra Sjafri mengubah susunan pemain dengan cukup drastis pada babak kedua.
Ronaldo Kwateh, Ananda Raehan, dan Ramadhan Sananta, dimasukkan tepat setelah turun minum.
Tambahan tenaga di lini tengah-depan ini hanya bisa menghasilkan peluang satu lawan satu yang buruk dieksekusi Sananta.
Indra kemudian memasukkan lagi Ikhsan Nul Zikrak dan Irfan Jauhari, tetapi dengan hasil minimalis.
Indonesia terlihat bisa menaikkan tempo dan mempercepat aliran bola, sayangnya berhadapan dengan Lebanon yang juga meningkat.
Pertandingan berakhir 1-2, dengan perasaan Indonesia menjadi tim yang lebih lemah pada babak kedua.
Gol didapat bukan dari usaha sendiri, melainkan kelengahan dalam situasi lemparan ke dalam, yang diikuti gol bunuh diri.
Lebanon pun dapat mencetak gol pada menit akhir melalui kelemahan abadi Indonesia, yaitu umpan silang dan sundulan.
Belum selesai, Lebanon kembali mencetak gol pada detik akhir, yang membuktikan tim ini masih sangat buruk.
Overall, performa pada laga ini tidak akan mencukupi untuk menghadapi tim selevel Vietnam dan Thailand di SEA Games mendatang.
Kabar baiknya, para pemain terbaik belumlah bergabung, dan akan segera tiba dalam beberapa hari mendatang.
Muhammad Ferarri dapat menjadi duet selevel bagi Ridho, Pratama Arhan jelas menawarkan lebih dari Haykal.
Marselino Ferdinan akan memberikan fantasi yang membawanya sampai Belgia, juga Dony Tri Pamungkas yang terus melesat di Liga 1.
Indra Sjafri kemungkinan memiliki waktu efektif satu pekan untuk mempersiapkan skuat full team itu menjelang kick off SEa Games 2023.