Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejarah membuktikan, langkah PSSI mencomot pelatih yang terbukti sukses di negara tetangga bukanlah kebijakan mujarab.
Pada 2004, PSSI yang kala itu dipimpin Nurdin Halid mendatangkan sosok asal Inggris, Peter Withe, sebagai pelatih timnas Indonesia.
Saat itu, Peter Withe kondang sebagai pelatih timnas Thailand yang meraih gelar Piala AFF dua kali secara beruntun.
Pada Piala AFF edisi 2000 dan 2002, Thailand besutan Withe meraih gelar juara, dua-duanya selalu menaklukkan Indonesia di babak final.
Melihat Withe yang sukses mengangkangi Indonesia, PSSI pun memboyong sang pelatih untuk melakukan hal yang sama bagi Merah Putih.
Nyatanya Withe tak bisa mengulangi pencapaian di Thailand.
Pencetak gol untuk Aston Villa saat menjuarai Liga Champions 1981/82 itu memang sanggup membawa Indonesia ke final Piala AFF 2004.
Namun lagi-lagi tim Garuda kandas di laga terakhir, kali ini takluk dari Singapura.
Pada edisi Piala AFF 2007, justru kegagalan paripurna yang dialami Atep dan kawan-kawan.
Indonesia untuk pertama kali tersingkir di fase grup Piala AFF, setelah cuma menghuni peringkat tiga!
Withe pun dipecat, dan PSSI beralih kepada Ivan Kolev untuk menyambut Piala Asia 2007.
Saat ini, PSSI menjalani babak "kasmaran" yang sama dengan pelatih Thailand, karena Mano Polking membawa Gajah Perang mengalahkan Garuda di Piala AFF 2020 dan SEA Games 2021.
Andai Mano Polking menerima tawaran PSSI, ia menghadapi situasi yang sama dengan Peter Withe dua dekade silam.
Situasi tersebut yaitu, negara gila sepak bola yang memiliki federasi tak mumpuni untuk mengurus kompetisi dan tim nasionalnya.