Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer timnas Indonesia, Sumardji, menjelaskan mekanisme pengumpulan pemain dalam satu klub ini.
"Teknisnya adalah pemain U-20 ini dijadikan satu, diikat dalam satu klub dan ini lagi kita tentukan klubnya," ujar Sumardi (20/4/2023).
"Setelah jadi satu maka yang akan kita lakukan adalah mengupayakan untuk bisa menarik atau mengkoordinasikan dengan masing-masing klub (pemilik pemain) yang ada sekarang ini," sambungnya.
Sebagai contoh, klub mapan seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, hingga Persib Bandung diprediksi tak akan mudah mengikuti kebijakan ini.
Deretan pemain seperti Muhammad Ferarri, Robi Darwis, hingga Ananda Raehan terbukti berkembang di tangan Thomas Doll, Luis Milla, dan Bernardo Tavares.
Sulit membayangkan klub-klub itu akan melepas pemain kunci kepada suatu klub, yang belum tentu memiliki sumber daya lebih baik.
PSSI terlihat mengakui adanya kelemahan dalam proyek ini, sehingga menyiapkan skenario cadangan.
"Kalau misalkan oleh klub yang bersangkutan ditahan atau dipergunakan dan tidak bisa ditransfer," ucap Sumardji.
"Maka mungkin ada alternatif lain dengan menambah pemain pengganti lain."
"Pengganti yang lain semua dari seluruh liga yang ada, Liga 1 dan Liga 2, ataupun mungkin bisa mengambil atau menyeleksi dari klub-klub yang ada."
"Mungkin juga ada Liga 3 atau mungkin dari akademi, dari hasil seleksi, sehingga bisa memenuhi kriteria untuk bisa membela timnas," pungkasnya.
Patut ditunggu bagaimana PSSI merealisasikan program yang tak dipakai di negara-negara maju ini.
Baca Juga: Sempat Digoda Klub Lain, Hansamu Yama Ungkap Alasan Bertahan Bersama Persija