Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila dijabarkan hierarki bek tengah timnas U-22, maka urutannya menjadi: Ridho, Alfeandra Dewangga, Komang Teguh, Ferarri.
Saat melawan Kamboja, Ferarri memperlihatkan ketidakmatangan dalam membaca posisi pemain lawan dan menghitung situasi berbahaya bagi tim.
Pada babak pertama, Ferarri sudah mendapatkan kartu kuning akibat pelanggaran serius terhadap pemain Kamboja.
Berlanjut di babak kedua, ia sekali lagi melakukan pelanggaran berbahaya pada pertengahan babak, yang untungnya tidak diganjar kartu kuning.
Setelah dua pelanggaran berbuah tendangan bebas itu, Ferarri masih melakukan satu lagi sentuhan yang berakibat fatal.
Wasit menghukum penalti kepada Indonesia setelah Ferarri menghentikan pemain Kamboja yang hendak melaju bebas ke dalam kotak.
Ferarri lolos dari kartu kuning, tetapi membuat Indonesia berhadapan dengan tendangan 12 meter.
Beruntung Adi Satryo dapat mementahkan eksekusi penyerang Kamboja, berikut bola muntahnya, sehingga skor tetap 2-1 untuk kemenangan Indonesia.
Baca Juga: Hasil SEA Games 2023 - Imbang Lawan Thailand, Vietnam Tantang Indonesia di Semifinal
Sebagai bek, Ferarri terbukti terlalu ceroboh untuk melepaskan tekel sehingga berbuah pelanggaran dan merugikan tim.
Rawannya posisi Ferarri bisa dijelaskan dari perubahan peran yang dialaminya di level klub dan timnas.
Di Persija (dan timnas U-20), Ferarri bermain sebagai bek tengah-kanan dalam formasi tiga bek.
Peran ini membuat tugas Ferarri lebih ringan, karena punya dua bek tengah lebih senior yang siap membekingnya, yaitu Ondrej Kudela dan Hansamu Yama.
Sementara itu di timnas U-22, ia bermain dalam skema empat bek, di mana cuma terdapat Komang Teguh di depan kiper.
Pengalaman di SEA Games 2023 hanya akan membuat Ferarri menjadi lebih baik, terlebih ia akan kedatangan Rizky Ridho ke Persija pada musim depan.