Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Tidak ada yang menginginkan ini, tidak ada yang memerlukan ini," lanjutnya.
Akibat kerusuhan itu, wasit mengeluarkan masing-masing tiga kartu merah kepada ofisial Thailand dan Indonesia.
Thailand kemudian seakan "kena mental", dengan segera kehilangan satu pemain lagi (Jonathan Khemdee), lalu satu pemain berikutnya (Teerasak Poeiphimai).
Saat Indonesia mencetak gol kelima melalui Beckham Putra, Thailand cuma punya tujuh pemain di lapangan, jumlah minimal yang dipersyaratkan Laws of The Game.
Mengenai kerusuhan di atas, Indra Sjafri memberikan perspektif dari sudut pandang Indonesia.
Pelatih berusia 60 tahun itu menjelaskan, tensi panas diawali perayaan gol kedua Thailand pada menit ke-97 yang dilakukan hingga area teknik Indonesia.
"Saya melihat waktu skor 2-1 jadi 2-2 ada satu ofisial Thailand, kenapa dia harus selebrasi ke kita," ucap Indra.
"Saya pikir ini hal yang tidak boleh dilakukan," sambungnya.
Merayakan gol di depan bench tim lawan memang bisa dianggap yang bersangkutan tak memiliki tata krama.
"Setelah (Indonesia) menang 3-2 dibalas hal yang sama," terang Indra.
"Saya sebagai pelatih minta maaf, saya sudah meminta semua tetap fokus karena situasi di luar itu akan mengganggu konsentrasi di lapangan," terangnya.
Tampaknya, ofisial Indonesia juga melakukan kesalahan yang sama, yaitu membalas selebrasi di area teknik tim lawan.
Bagaimanapun, publik Tanah Air rasanya tak peduli bagaimana final itu berlangsung, lantaran medali emas akhirnya didapat!