Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - FAM memiliki beda pemikiran dengan PSSI, timnas Malaysia menolak undangan tim sebesar Argentina dan Brasil.
Federasi sepak bola Malaysia (FAM) memiliki mentalitas berbeda dengan PSSI, jika melihat kemauan bertanding melawan tim terbaik dunia.
PSSI menerima tantangan AFA untuk mempertandingkan timnas Indonesia melawan Argentina, tetapi tidak demikian di benak FAM.
Timnas Malaysia hanya akan menghadapi dua tim dari benua paling terbelakang di sepak bola (Oseania), yaitu Kepulauan Solomon dan Papua Nugini.
Usut punya usut, FAM rupanya menerima tawaran serupa PSSI, yaitu kesempatan bertanding melawan Argentina dan Brasil.
Tawaran tersebut didapatkan saat momen Kongres FIFA, sama seperti yang didapatkan Erick Thohir kala berkomunikasi dengan federasi top dunia.
Kabar buruk bagi publik sepak bola Malaysia, FAM menganggap Harimau Malaya tidak membutuhkan agenda pertandingan prestisius tetapi berat itu.
Jika Shin Tae-yong terang-terangan meminta musuh berkualitas untuk Indonesia, Kim Pan-gon di kubu Malaysia justru menolaknya.
Baca Juga: Shin Tae-yong Makin Tersudut, Thomas Doll Girang Akan Punya Sekutu Jerman di Tubuh PSSI
"Brazil ingin bertanding tetapi saya tidak mau karena ini bukan waktunya," ucap Presiden FAM Datuk Hamidin dikutip dari Berita Harian.
"Saya mau melakukan itu kalau untuk pertunjukan, tetapi ini bukan waktunya dan Kim Pan-gon tidak mau," terangnya.
"Kalau hanya bermain untuk (naikkan) popularitas, mereka boleh mencari tim lain."
Dengan kata lain, Malaysia untuk sementara hanya mau bertanding melawan sesama negara medioker.
Malaysia saat ini menduduki peringkat FIFA 138, dengan calon musuh di FIFA Matchday mendatang, Papua Nugini, cuma berada di peringkat 159.
Pemahaman FAM tersebut dapat diartikan, Malaysia ingin mendaki ranking sedikit demi sedikit, untuk kemudian berani menantang tim besar pada masa depan.
Pelatih Kim Pan-gon juga berargumen, Faisal Halim dan kawan-kawan lebih membutuhkan pertandingan dengan lawan sepadan agar bisa berekspresi di lapangan.
Andai melawan tim elite semacam Argentina atau Brasil, kesempatan berekspresi akan terbatas karena permainan akan dikuasai sepenuhnya oleh tim lawan.
"Saya punya hubungan baik dengan Argentina dan mereka juga mengundang kita," terang Datuk Hamidin lagi.
"Tetapi Kim Pan-gon tidak mau, kalau mau adakan persahabatan, harus pasukan yang realistis," pungkasnya.
Adapun di pihak PSSI, Erick Thohir beranggapan Indonesia perlu menunjukkan pada dunia sanggup menghelat laga besar di level dunia.
Kapabilitas Indonesia memang sedang tercoreng akibat Tragedi Kanjuruhan dan pembatalan Piala Dunia U-20 2023, dan PSSI berniat memoles citranya.
PSSI atau FAM yang benar? ranking FIFA menunjukkan Malaysia lebih unggul dibanding Indonesia.