Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Singkat cerita kembali ke Barito, sebenarnya Bagas (Kaffa) mengajak kembali saya bergabung karena melihat saya jarang dapat menit bermain," ujar Bagus dikutip dari Kompas.com.
"Sebenarnya saya belum puas untuk pulang ke Indonesia."
"Cuma kan kembali lagi, saya ingin bermain bola, saya tidak mau membuang-buang waktu di umur saya sekarang ini," jelasnya.
Di usia 21 tahun, Bagus memang harus segera mendapatkan menit main reguler agar talentanya tidak mengalami tengkes.
Kondisi serupa dialami dua pemain Indonesia lainnya yang terlebih dahulu pulang kampung setelah "gagal" di Eropa, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman.
Egy Maulana Vikri praktis cuma menjadi pilihan reguler dalam satu musim di antara 4,5 tahun menjajal benua biru.
Witan juga demikian, bahkan cuma menjadi pilihan reguler dalam setengah musim di antara tiga tahun membuntuti Egy.
Masa main reguler bagi Egy dan Witan sama-sama terjadi di FK Senica (Liga Slovakia) pada musim 2021/22.
Praktis cuma Marselino Ferdinan, pemain Indonesia yang mampu langsung mencuat di sepak bola Eropa tanpa beradaptasi terlalu lama.
Marselino Ferdinan sudah mengumpulkan empat penampilan dan satu gol untuk KMSK Deinze (Liga Belgia), bisa bertambah andai tak dipanggil ke SEA Games 2023.
Musim depan, Marselino bakal semakin berpeluang mendapat tempat utama tim Eropa, sesuatu yang tak pernah dicapai para seniornya.