Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Mungkin orang lain bisa bilang taktik atau guling atau apa, tapi yang perlu dipahami orang dipukul dalam pertandingan bisa cedera."
Teco kemudian meminta semua orang untuk menghormati timnya, walaupun kritik yang datang memang tepat sasaran.
"Saya tidak mau dengar lagi bilang ini taktik atau apa dan berharap orang lain bisa respek sama kami seperti kami respek dengan PSM," pinta Teco.
"Terpenting adalah respek kepada orang lain," tegasnya.
Pernyataan Teco di atas mengingatkan publik pada era Jose Mourinho di Manchester United.
Jose Mourinho memenangi Piala Liga dan Piala Europa semasa menukangi Red Devils, tetapi tak dikenang karena keindahan permainan.
Alih-alih, suporter di Old Trafford kerap kali meneriakkan "Serang! Serang!" lantaran bosan dengan gaya bermain membosankan.
Mourinho rupanya gerah dengan kritik suporternya sendiri, yang disuarakan oleh media Inggris, setelah kekalahan 0-3 dari Tottenham pada 2018.
"Saya memenangi Liga Primer lebih banyak dibanding semua koleksi 19 manajer lainnya," tegas Mou.
"Tiga (trofi) untuk saya dan dua untuk mereka (saat Pep Guardiola baru menyelesaikan dua musim)."
"Jadi hormatlah (kepada saya), respek, respek, respek!" teriak Mou sembari meninggalkan ruangan pers.
Teco dan Mourinho sama-sama menuntut respek saat menghadapi kritik dari suporter dan media.
Jika manajemen Manchester United menuruti suara khalayak dengan memecat si mulut besar Mou, bagaimana dengan Bali United?
Baca Juga: Shin Tae-yong Gunakan FIFA Matchday untuk Persiapan Piala Asia 2023, Palestina Setara Vietnam