Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - PSSI melarang suporter tim tamu menonton di stadion, suporter Persis Solo dan PSM Makassar saling bentrok sendiri.
Liga 1 2023/24 tetap diwarnai kerusuhan suporter, meski PSSI menerapkan larangan kehadiran suporter tim tamu.
Kebijakan larangan suporter tamu tersebut bermula dari Tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang usai laga Arema FC kontra Persebaya.
Namun patut dicermati, laga itu juga sepenuhnya dihadiri suporter Arema FC, dengan ketiadaan suporter Persebaya.
Baca Juga: Aji Kusuma Lebih Berbahaya dari Marko Simic, Thomas Doll Minta Pekan Depan Pemain Asing Harus Tiba
Kebijakan tanpa suporter tamu nyatanya tak mencegah situasi tak aman di tribun penonton, jika melihat jalannya dua pekan pertama Liga 1.
Pada pekan pertama, Persis Solo kalah di kandang sendiri saat menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Hasil tersebut diikuti pengeroyokan sesama suporter Persis setelah pertandingan.
Pihak Polresta Solo telah menetapkan tujuh tersangka atas peristiwa itu.
Berlanjut pada pekan kedua, PSM Makassar takluk di Stadion BJ Habibie dari Dewa United dengan skor 1-2.
Media sosial langsung menghadirkan aksi sesama suporter PSM yang membuat tribun seperti pertarungan antar geng.
Pihak Polres Parepare pun menetapkan empat tersangka dalam peristiwa itu.
Benang merah dari dua insiden rusuh di atas adalah sebagai berikut.
Pertama, kerusuhan di dalam atau luar stadion tidak disulut oleh suporter tamu, melainkan sumbu pendek suporter Indonesia.
Kedua, ketidaksiapan suporter menerima kekalahan, mengingat dua insiden di atas diawali Persis dan PSM yang kalah.
Poin kedua itu disoroti oleh pelatih PSM asal Portugal, Bernardo Tavares.
Bernardo Tavares berstatus pahlawan di Sulawesi Selatan, mengingat ia berhasil menyulap skuat ala kadarnya PSM menjadi juara Liga 1 musim lalu.
"Inilah sepak bola, kita harus siap," tutur Tavares usai timnya dibekuk Dewa dikutip dari Tribun Timur.
"Sepak bola itu bukan soal menang saja, sepak bola (juga) soal imbang kalah."
"Supaya kita tidak memberikan tekanan terlalu berlebihan kepada pemain," urainya.
Jadi, alih-alih melarang suporter tamu datang, PSSI seharusnya mengutamakan edukasi kedewasaan suporter.
Baca Juga: Potensi Bencana, Utusan Indonesia di Liga Champions Asia Saat Ini Jadi Klub Paling Jeblok Liga 1!