Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jumlah itu setara dengan FC Utrecht, yang mengirimkan tiga pemain, yaitu Marc Klok, Ivar Jenner, dan Shayne Pattynama.
Itu juga belum menghitung alumnus Persebaya lain di bangku cadangan, seperti Rachmat Irianto.
Kontribusi terbanyak Persebaya dibanding klub Indonesia lain itu terjadi berkat kompetisi internal yang berkualitas.
Menurut penjelasan manajer Persebaya, Yahya Alkatiri, kompetisi internal untuk kelompok umur U-14, U-16, dan U-20 digelar sepanjang tahun.
"Di Surabaya, khususnya di Persebaya ini, ada Liga Persebaya yang diikuti 20 klub internal," tutur Yahya.
"Itu kompetisinya panjang, sepanjang tahun, sehingga tiap minggu para pemain muda dipertemukan sehingga mereka itu berkembangnya lewat kompetisi."
"Kompetisi inilah yang membentuk pemain-pemain Surabaya, khususnya Persebaya," jelasnya.
Dengan demikian Liga Persebaya lebih baik daripada EPA Liga 1 yang digulirkan PSSI, mengingat kompetisi itu hanya berlangsung tiga bulan.
Para pemain yang mengikuti Liga Persebaya mendapatkan kontinuitas sepanjang tahun yang tak diperoleh di EPA Liga 1.
"Ketika kompetisi (internal) kualitasnya bagus, input-nya ke Persebaya juga bagus," pungkas Yahya.
Persebaya juga amat terbantu dengan pelatih Aji Santoso yang rutin memberikan kepercayaan pada pemain muda.
Teranyar, Toni Firmansyah yang lebih muda dari Marselino Ferdinan sudah bermain reguler sebagai pengganti di Liga 1.