Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dimulai dari Thomas Doll, yang menyebut kebijakan PSSI adalah omong kosong.
Persija melepas dua pemain, yaitu Rizky Ridho dan Muhammad Ferarri.
"Saya tidak ingin berbicara lebih banyak soal omong kosong ini," ketus Doll usai laga kontra Borneo FC.
"Ya sebelumnya lima pemain, kemudian dua," sambungnya.
Sentimen tersebut didukung Peter Huistra, yang menjadi korban paling parah dengan digembosi tiga pemain.
Borneo FC melepas Fajar Fathur, Daffa Fasya, dan Komang Teguh.
"Kenapa sekarang harus ada kompetisi ini, sekarang semua tim sedang fokus di Liga 1," sesal Huistra.
"Di Liga 1, pemain U-23 bisa belajar karena mendapatkan menit bermain, ini Piala AFF U-23 bukan agenda FIFA."
Baca Juga: Jadwal Pekan 8 Liga 1 2023/2024 - Persija Butuh Bantuan Persib Demi Ambil Alih Takhta
"Coba kita lihat Liga Inggris dan Liga Spanyol, mereka di sana fokus kompetisi, pemain muda bisa terus berkembang," tandasnya.
Terakhir, Bernardo Tavares bahkan lebih berani dengan berbicara lewat tindakan, bukan perkataan.
Ia tak mau menuruti perintah PSSI untuk melepas Dzaky Asraf, dan menahan sang pemain di PSM untuk agenda Liga 1 dan Piala AFC.
Jadi, PSSI dan AFF tampak menjadi penyebab kemarahan para pelatih Eropa di Indonesia.