Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Offside PSSI Urusi Pelatih Asing, Diminta Hormati Adat Istiadat dan Jangan Membentak Pemain Indonesia

By Najmul Ula, Rabu, 16 Agustus 2023 | 13:22 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (tengah) dan wakilnya bernama Zainudin Amali (kiri) dan Ratu Tisha (kanan) sedang memberikan keterangan kepada awak media di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

BOLANAS.COM - Erick Thohir terlalu jauh mengurusi pelatih asing di Liga 1, PSSI menyiapkan aturan anyar akibat sikap Thomas Doll dkk.

PSSI bisa dikatakan sedang memperkecil peluang Liga 1 Indonesia sebagai destinasi pelatih top dunia di masa depan.

Liga 1 saat ini memiliki pelatih top asal Eropa seperti Thomas Doll, Bernardo Tavares, Bojan Hodak, dan pernah "menampung' Luis Milla.

Namun mulai Liga 1 musim depan, para pelatih top itu boleh jadi akan pikir-pikir setelah mendengar rencana anyar PSSI.

Baca Juga: Thomas Doll Dkk Akan Dihalangi Masuk Indonesia, PSSI Siapkan Aturan Anti Pelatih 'Pembangkang' di Liga 1

Ketua umum PSSI, Erick Thohir, memunculkan isu pengetatan pelatih asing setelah melihat situasi terkini menjelang Piala AFF U-23 2023.

Dua pelatih, Thomas Doll dan Bernardo Tavares, menolak melepas pemain untuk timnas U-23 Indonesia.

"Saya sudah meminta exco untuk me-review aturan liga tahun depan," ucap Erick Thohir.

"Seperti biasa kalau orang asing kerja di Indonesia pasti ada izin Kemenaker sama kita bekerja di luar negeri ada begitu," terangnya.

Baca Juga: Line Up Menyilaukan Timnas U-23 Indonesia yang Tak Ikut Piala AFF U-23, Ada Elkan Baggott dan Marselino Ferdinan

Saat ini, pelatih dan pemain asing di Liga 1 harus mengantongi KITAS agar dapat bekerja di sepak bola Indonesia.

Marko Simic sempat tertunda debut bersama Persija pada awal musim, lantaran mengalami problem administrasi tersebut.

Jadi, Liga 1 sudah mempunyai mekanisme tersendiri untuk mencegah pemain asing bermain sembarangan bagi klub Indonesia.

"Kedua, mereka (pekerja asing) bisa memperlakukan asisten dan pemainnya dengan hormat, jangan ngebentak sembarangan kita bukan bangsa yang bisa direndahkan," ujar Erick.

"Jadi mereka harus menghormati adat istiadat kita dan mereka di sini tidak hanya memberikan prestasi."

Bagian ini paling memunculkan tanda tanya, mengingat setiap pelatih sejatinya berhak memperlakukan pemain dengan metodenya sendiri.

Shin Tae-yong lama dikenal sebagai pelatih disiplin yang tak segan menjewer dan mengusir pemain dari timnas Indonesia.

Bojan Hodak juga sebelum tiba di Persib Bandung, sempat viral lantaran kerap memarahi pemain Kuala Lumpur City FC demi prestasi.

Baca Juga: Liga Champions Asia - Pelatih Lee Man Sebut Bali United Bukan Lawan yang Mudah

Apakah yang dilakukan Shin Tae-yong dan Bojan Hodak itu berarti "merendahkan" pemain dan tidak menghormati adat istiadat lokal?

"Ketiga kita mau standarisasi, kalau perlu tes mental, kita ingin pelatih-pelatih membeirkan kontribusi juga di mana kualitas para pelatih dan mental harus pas," tutur Erick.

Standarisasi bagi pelatih dan pemain asing memang hal lumrah bagi penyelenggara kompetisi, bahkan untuk sekelas Premier League.

Pihak FA Inggris diketahui menerapkan standar lebih ketat mengenai kualifikasi pelatih dan pemain asing, sejak Brexit diberlakukan.

PSSI harus menjelaskan standarisasi semacam apa yang akan diberlakukan, terlebih terdapat indikator "mental" yang ditekankan.

Di atas semua itu, PSSI harus mengurangi tantrumnya, hanya karena pelatih asing menegakkan regulasi FIFA yang tak mewajibkan pemain dilepas di luar jadwal internasional.

Baca Juga: Statistik Mengkhawatirkan, Jeonnam Dragons Lebih Sering Kalah Jika Asnawi Mangkualam Tampil Starter

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P