Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebagai penendang keenam, Ernando berpeluang menjadi pemasti trofi, apabila ia mampu menaklukkan kolega Vietnam.
Sayangnya sepakannya tak meyakinkan dan mampu ditepis Quan Van Chuan, yang diikuti eksekusi mulus pemain Vietnam.
Skor 6-5 pada babak adu penalti mengantarkan Vietnam pada trofi juara, sedangkan Indonesia harus puas menjadi runner-up.
Situasi ini mirip dengan yang dialami Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka saat gagal mengkonversi tiga penalti Inggris pada final Euro 2020.
Kegagalan tiga pemain itu membuat trofi melayang ke Italia, dan mereka kompak meminta maaf kepada fans Inggris.
Nick Miller di The Athletic kemudian meminta Rashford, Sancho, dan Saka untuk tidak meminta maaf, dan justru suporter yang harus memohon maaf.
Sikap serupa harus dilakukan suporter Indonesia kepada Ernando Ari.
"Ini adalah indikasi bahwa ada sesuatu yang salah dalam masyarakat luas bahwa para pemain ini harus meminta maaf untuk ini," tulis The Athletic.
"Anda bisa menelusuri semua realita tentang kultur menyalahkan dan kebutuhan orang-orang untuk mengarahkan rasa marah kepada sesuatu atau seseorang."
"Terlihat ada ekspektasi umum bahwa setelah kekalahan, atau performa buruk, pemain sepak bola harus meminta maaf pada publik yang menuntut."
"Ini aneh, sepertinya publik (fans) dipersepsikan memiliki hak milik atas para pemain ini, bahwa mereka harus bersujud di hadapan kita dan meminta pengampunan."
Ernando, tolong mengerti bahwa kamu tidak melakukan sesuatu yang salah untuk meminta maaf.
Masih banyak yang bisa kamu lakukan dan kamu masih terlalu muda dan sangat bertalenta.
"Kami yang harus memohon maaf, setelah memberikan begitu banyak tekanan dan ekspektasi yang membuat kamu harus meminta maaf."