Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam sebuah pernyataan di media, Hokky mengungkap sudah mengorbankan pendidikan demi berkarier di dunia sepak bola.
Hal tersebut sudah cukup menimbulkan kekecewaan di benak suporter, dan sang wonderkid masih menambah masalah.
Ia kemudian merilis permohonan maaf melalui Instagram Story, dengan latar belakang dirinya berfoto mirror-selfie.
Penyerang 20 tahun itu menjadi bulan-bulanan di media sosial, tetapi menjawabnya dengan performa lumayan di PSS Sleman pada awal musim Liga 1 musim ini.
Performa tersebut membuat Shin Tae-yong kepincut dan menjadikannya serep untuk Ramadhan Sananta di Kualifikasi Piala Asia U-23.
Saat khalayak sudah melupakan masalah Hokky di atas, ia justru mengulang kembali kontroversi dengan selebrasi.
Problemnya adalah, Hokky hanya satu dari delapan pemain yang membobol Taiwan, tim terlemah di grup yang hanya dihuni pemain kampus.
Gol tersebut juga bukan usaha brilian sang pemain, melainkan "hanya" tap in menyambut servis Fajar Fathurrahman.
Baca Juga: Shin Tae-yong Kantongi Kekuatan Utama Turkmenistan, Pemain Kelas Piala AFC Jadi Sorotan
Tak ada gol Hokky, Garuda Muda tetap bisa menang telak atas Taiwan dan tetap memuncaki klasemen Grup K.
Sebagai perbandingan, Lionel Messi berselebrasi membuka telinga sebagai gestur mendengarkan kritik saat timnas Argentina mengalahkan Belanda di Piala Dunia 2022.
Pelatih Shin Tae-yong yang biasanya mendisplinkan pemain, tak memahami situasi Hokky sehingga tak bisa berkomentar.
"Belum kepikiran apa-apa masalah selebrasi Hokky," ucap Shin.
"Saya juga bukan orang yang mencari-cari di sosial media, jadi maaf," tandasnya.
Andai Hokky mencetak gol penentu kemenangan melawan Turkmenistan, atau menjadi top scorer turnamen besar di masa mendatang, ia barangkali pantas mencoba selebrasi itu lagi.