Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Shin Tae-yong tak menjelaskan perubahan tersebut dalam jumpa pers sesudah laga, sehingga BolaNas.com hanya bisa menerka perbedaan Sananta dan Hokky.
Sananta merupakan striker bertipe finisher dan bisa dikatakan sebagai pemain nomor sembilan terbaik Indonesia saat ini.
Adapun Hokky Caraka merupakan seorang pelari, dimulai sejak menjadi top scorer Garuda Select dan berlanjut di PSS Sleman.
Di PSS pada musim ini, pelatih Marian Mihail kerap memasangnya sebagai penyerang sayap, untuk mengoptimalkan kecepatannya.
Gol Hokky di Piala Asia U-20 2023 saat Garuda Muda mengalahkan Suriah juga berasal dari pergerakan khasnya berlari di ruang kanan.
Shin Tae-yong boleh jadi melihat Turkmenistan sebagai tim kuat yang akan bermain berani dengan pressing tinggi.
Apabila tim lawan menerapkan pressing tinggi, maka akan tersedia banyak ruang di belakang garis pertahanan, yang dapat dieksploitasi Hokky.
Tim dengan garis pertahanan tinggi (high block) akan sulit diekspose oleh Sananta, mengingat ia lebih jago bergerak di dalam kotak penalti.
Baca Juga: Hengkang dari Persik Kediri, Persita Tangerang Resmi Umumkan Divaldo Alves Jadi Pelatih Baru
Meski begitu asumsi di atas bisa dibilang keliru, lantaran Turkmenistan bermain hati-hati dengan pertahanan rendah (low block).
Alhasil, Hokky jadi tak punya ruang untuk berlari, karena para gelandang dan bek Turkmenistan berada di area sendiri.
Shin Tae-yong kemudian memasukkan Sananta pada paruh akhir babak kedua.
Bagaimanapun, keberadaan dua striker dengan tipe berbeda, Hokky dan Sananta, akan menguntungkan timnas Indonesia di masa depan.