Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selama ini, Coach Shin juga punya kecenderungan memainkan dua bek saat melawan tim lemah, serta tiga bek saat berjumpa tim kuat.
Jumlah tiga bek menjanjikan lini belakang lebih kuat, lantaran memberi keunggulan jumlah ketimbang penyerang lawan.
Meski begitu apa yang diprediksi Shin Tae-yong mengenai potensi lini depan Turkmenistan ternyata tak terbukti.
Tim lawan yang menghuni peringkat FIFA 138 ternyata bermain bertahan, terlihat dari penguasaan bola cuma 29 persen dan jumlah umpan hanya 198 operan sukses (per Lapangbola.com).
Hal tersebut kontras dengan laga timnas senior Turkmenistan kontra Indonesia pada Jumat, ketika pasukan Turkmen menguasai bola dan hanya kalah karena dua shot on target.
Pendekatan bertahan Turkmenistan semalam memang masuk akal, karena Indonesia sangat percaya diri dengan skuat mewahnya, serta didukung belasan ribu suporter.
Apabila Turkmenistan memaksakan bermain menyerang, Garuda Muda bakal punya lebih banyak ruang di belakang garis pertahanan.
Usai pertandingan, pelatih Ahmet Agamyradov mengakui perubahan taktik Shin Tae-yong tersebut mempengaruhi performa tim.
"Tim Taiwan tidak terlalu kuat, itulah kenapa kami menggunakan taktik menyerang," ujar Agamyradov.
"Pada laga kedua, tentu saya paham Indonesia bermain di kandang, mereka inginmenang, itulah mengapa kami bermain tiga bek (dan bertahan)," jelasnya.
"Indonesia bermain dengan tiga bek, ini memberi mereka lebih banyak pemain di tengah, dua sayap, dan satu pemain di tengah."
"Kami bermain 5-4-1, Indonesia bermain 3-4-3," tandasnya.
Turkmenistan gagal lolos ke putaran final, sedangkan Indonesia akan berlaga di Piala Asia U-23 2024 di Qatar.
Baca Juga: Cetak Sejarah Loloskan Timnas U-23 Indonesia ke Piala Asia U-23 2024, Shin Tae-yong Malah Gelisah