Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Percobaan memasang Titan terbilang gagal, Indra Sjafri mencoba cara lain pada babak kedua.
Egy Maulana Vikri selaku pemain paling senior di lini depan digeser dari seorang winger kanan menjadi penyerang tengah.
Egy menawarkan pembacaan ruang yang lebih baik, terlihat dari beberapa peluangnya yang diblok bek dan melebar.
Saat Egy jadi pemain terdepan ini pula gol pertama Indonesia dilesakkan, yaitu pergerakan Ramai Rumakiek dari sayap kiri.
Egy keletihan akibat menjadi pemain paling sering dilanggar, dan Indra Sjafri memasukkan striker ketiga hari itu.
Hugo Samir hanya seorang lulusan timnas U-20, baru berusia 18 tahun, dan belum pernah teruji di Liga 1 bersama Persis maupun Borneo FC.
Meski tak punya rekam liga di level klub, Indra tetap memanggilnya sebagai persiapan memburu tiket Piala Dunia U-20 2025.
Tak dinyana, Hugo berhasil melakukan apa yang tak bisa dilakukan Egy dan Titan, yaitu mencetak gol.
Baca Juga: Shin Tae-yong Enyahkan Ramai Rumakiek Gara-gara Indisipliner, Indra Sjafri Coba Selamatkan Kariernya
Putra Jacksen F Tiago itu mendapatkan "bola nemu" pada masa injury time, untuk memamerkan kecepatan dan finishing apik.
"Hugo Samir yang tadi mencetak gol kedua baru berumur 17 tahun," sanjung Indra, walau keliru menyebutkan umur sang pemain.
"Banyak pemain muda yang kami bawa ke sini."
"Ada kepedulian dari federasi kita bahwa harus memperbanyak pemain-pemain internasional di setiap kelompok umur," terangnya.
Meski berposisi asli sebagai winger, Hugo bisa saja menjadi opsi utama penyerang tengah bagi Indonesia di sisa turnamen.