Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Saya melakukan beberapa pergantian untuk mengubah situasi, tetapi tidak banyak membantu dan hasil ini memang sangat tidak kita inginkan," terangnya.
BolaNas.com mencoba menjelaskan mengapa upaya Indra Sjafri dan sejumlah pergantian tersebut tidak membuahkan hasil.
Pertama, sebuah kesalahan menggeser Egy Maulana Vikri menjadi penyerang tengah, sementara tak ada suplai memadai dari sayap.
Egy Maulana Vikri bukanlah sosok jangkung, sedangkan Taiwan bertahan sangat dalam, yang membuat ia terkunci di antara bek raksasa.
Adapun taktik Indra Sjafri yaitu mengirim bola ke sayap, untuk kemudian mencari peluang melepas umpan silang.
Dengan segala hormat, umpan silang semacam itu hampir pasti tak akan mencapai kepala Egy.
Indra baru menyadari kekeliruannya dengan menggeser Egy ke posisi sayap kanan di akhir pertandingan, keputusan yang terlambat.
Kedua, sebuah langkah tanda tanya dengan selalu memulai serangan dari sayap kanan yang diisi Robi Darwis dan Hugo Samir.
Robi Darwis adalah pemain bertahan yang kapabel, tapi terlihat tak memiliki kemampuan dribel untuk melewati lawan.
Saat berhadapan satu lawan satu dengan bek lawan, Robi nyaris tak pernah melakukan dribel sukses, dan lebih sering mengembalikan bola ke opsi aman.
Adapun Hugo Samir terlihat masih memiliki sentuhan kasar, beberapa dribelnya malah menjauhkan bola dari kakinya.
Di sisi lain, Dony Tri Pamungkas di sisi kiri sempat melakukan dribel berhasil pada awal babak, tetapi tak dimanfaatkan di sisa pertandingan.
Dony Tri dan Ramai Rumakiek tidak menjadi outlet serangan Indonesia, karena Indra kemungkinan mengincar sektor kanan untuk mencoba lemparan jauh.
Dalam situasi mengincar umpan silang dan lemparan jauh, sangat disayangkan tak ada opsi striker jangkung di bangku cadangan.
Dalam situasi darurat seperti ini, Indra sejatinya bisa memasukkan Andy Setyo sebagai striker, sebagaimana Harry Maguire pernah dimasukkan sebagai penyerang di Manchester United.
Sepak bola adalah tentang mencari jalan keluar dari keterbatasan pemain, dan Indra Sjafri gagal melakukannya.