Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - PSM Makassar menyiapkan Dzaky Asraf sebagai pelempar misil berikutnya, bek sayap muda itu pamer lemparan jauh di Piala AFC 2023.
Timnas Indonesia tak akan kekurangan pelempar jauh di masa depan, setelah Pratama Arhan memperkenalkannya di era Shin Tae-yong.
Teranyar, talenta pelempar jauh bisa dilihat pada laga PSM Makassar kontra Haiphong FC di Piala AFC 2023, Kamis (21/9/2023).
PSM menelan kekalahan telak 0-3 dari laga itu, tetapi suporternya bisa menarik berbagai sisi positif dari lawatan ke Vietnam.
Salah satu sinar terang pada partai tersebut yaitu Dzaky Asraf, bek sayap yang dipasang sebagai winger kanan.
Semalam, Juku Eja tampil dengan banyak keterbatasan, termasuk cuma memainkan tiga pemain asing sebagai starter.
Sebaliknya, Haiphong FC yang berasal dari negara penghuni 100 besar FIFA tampil nyaman di depan ribuan suporternya.
Haiphong langsung mencetak gol pada menit awal melalui gol bunuh diri Erwin Gutawa, yang membuat PSM menjadi inferior.
Dalam situasi itu, Bernardo Tavares menginstruksikan pemainnya untuk mencari peluang dari situasi sekecil apa pun.
Pada titik ini pemandangan familiar di timnas Indonesia menular ke PSM, yaitu upaya mendekati gawang lawan dengan lemparan jauh.
Siapa sangka, sosok pelempar jauh tersebut adalah Dzaky Asraf, bek muda jebolan timnas U-20 Indonesia besutan Shin Tae-yong.
Dzaky Asraf sebelumnya berstatus bek kanan utama timnas U-20 Indonesia proyeksi Piala Dunia U-20 2023.
Dalam skuad timnas U-20 tersebut, Shin Tae-yong memiliki pelempar andal dalam diri Robi Darwis, dan Dzaky belum terlihat memiliki fitur tersebut.
Beberapa bulan sejak timnas U-20 dibubarkan, Dzaky terlihat mengembangkan kemampuan lemparan jauh tersebut di level klub.
Pertandingan Piala AFC semalam memperlihatkan Dzaky bisa melempar jauh hingga mencapai muka gawang.
Sayang, minimnya pemain jangkung di kubu PSM membuat tak ada dari lemparannya yang merepotkan barisan bek lawan.
Situasi bisa lebih berbahaya andai PSM dapat memainkan Yuran Fernandes dan Wiljan Pluim yang bertubuh tinggi.
Baca Juga: Pembelaan Indra Sjafri usai Indonesia Dipermalukan Taiwan, Salahkan Pemain yang Tak Bisa Berkembang
Mengingat Dzaky masih berusia 20 tahun, ia dapat berkembang lebih jauh dengan kemampuan dribelnya sekaligus lemparannya.
Melihat posisi dan asal klubnya, Dzaky lebih cocok dikatakan sebagai penerus Asnawi Mangkualam.
Namun merujuk kemampuan lemparannya, Dzaky pantas menyandang sebagai salah satu kandidat penerus Pratama Arhan.