Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Christian Rontini menyukai Liga 1 Indonesia yang lebih merata, ia pernah bermain di Malaysia yang dikuasai satu tim.
Membandingkan Liga 1 Indonesia dan Liga Super Malaysia, bek timnas Filipina yang pernah merumput di dua negara itu patut dijadikan rujukan.
Christian Rontini berstatus sebagai bek timnas Filipina saat didatangkan Persita Tangerang menyambut Liga 1 2023/24.
Sebelum menerima tawaran Persita Tangerang, bek kelahiran Italia itu terlebih dahulu berkarier di Filipina dan Malaysia.
Rontini merupakan salah satu dari banyak pemain blasteran Filipina yang memilih membela negara leluhurnya di Asia Tenggara.
Rontini hanya bertahan sampai usia 22 tahun di Italia, dan sempat bermain reguler untuk klub kasta empat Sangiovannese.
Salah satu pemain paling terkenal yang pernah membela klub tersebut yaitu Pasquale Rocco, pria yang kini menjadi asisten untuk Thomas Doll di Persija.
Rontini kemudian hijrah ke Filipina untuk membela Azkals Development Team, klub untuk menempa pemain muda milik federasi.
Selama 1,5 musim sebelum bergabung Persita, ia mencicipi Liga Super Malaysia dengan bergabung Penang FC dan Kelantan FC.
Baca Juga: Bukan Thomas Doll, Pelatih PSS Sleman Bakal Susul Pelatih yang Gugur di Liga 1 2023/2024
Masa yang cukup singkat itu cukup untuk membuat Rontini menyimpulkan kompetisi Malaysia tak terlalu kompetitif.
"Di Malaysia, saya lihat jurang terlalu besar antara pasukan 'top 5' dan pasukan papan bawah," terang Rontini dikutip dari Makanbola.com (19/7/2023).
Liga Malaysia memang memiliki masalah competitiveness, sama seperti yang menghinggapi Ligue 1 Prancis dan Bundesliga Jerman.
Seperti Paris Saint-germain dan Bayern Muenchen, Johor Darul Takzim tak memiliki musuh setara di negeri jiran.
Johor Darul Takzim menguasai delapan titel liga dalam delapan musim terakhir!
Situasi tersebut berbeda dengan di Indonesia, yang tak memiliki penguasa tunggal di puncak klasemen.
Bali United memang merajai liga secara beruntun pada 2019 dan 2021/22, tetapi selebihnya juara selalu berganti sejak era profesional pada 1994!
"Pada dasarnya setiap tim di sini amat berbeda, di sini (Indonesia) lebih teratur," jelas Rontini.
"Di Indonesia semua pasukan adalah sama," tandasnya.
Musim ini, Madura United berpeluang melanjutkan tren juara berganti, setelah memuncaki klasemen hingga pekan ke-13.
Adapun Rontini masih berjuang di papan bawah bersama Persita.
Persita saat ini mengoleksi 14 poin, hanya berjarak empat poin dari klub terakhir di zona degradasi.
Di Indonesia pula, Rontini menemukan sesuatu yang baru dalam hidupnya, yaitu Islam.
Rontini menjadi mualaf pada awal September lalu, hanya beberapa bulan sejak menginjakkan kaki di negara muslim terbesar dunia.
Baca Juga: Jeonnam Dragons Terus Merosot Gara-gara 4 Kartu Merah Musim Ini, Separuhnya Milik Asnawi Mangkualam