Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bagi Doll, hasil imbang disebabkan paling tidak oleh dua hal.
Sebab pertama yaitu ke(tidak)jelian wasit saat melihat pelanggaran atas Witan Sulaeman pada babak pertama.
Wasit Mohammad Ibnu menganggap pelanggaran terjadi di luar kotak penalti, meski tayangan ulang menunjukkan Haudi Abdillah menggunting Witan di dalam kotak.
Doll menunjukkan tangkapan gambar momen tersebut dalam jumpa pers, sembari mengamuk dan melemparkan kertas tersebut di hadapan wartawan.
"Itu jelas penalti, itu pelanggarannnya satu meter di dalam kotak," amuk Doll dikutip dari BolaSport.com.
"Saya sempat protes tapi mereka hanya senyum ... saya kecewa dengan wasit," tandasnya.
Sebab kedua yaitu para pemain Bali United yang mengulur waktu dengan berbaring dan meminta perawatan.
Aksi tersebut sudah lekat dengan skuad Serdadu Tridatu, hingga tim tersebut mendapat julukan "Guling-guling FC".
Baca Juga: Tak Ada Striker Kompeten di Timnas U-24, Hokky Caraka Buktikan Indra Sjafri Salah Menyingkirkannya
"Lagi-lagi Bali United rebahan, ini sangat merusak permainan," sesal Doll.
"Padahal saya ingin memainkan sepak bola dengan baik ... injury time hanya lima menit, saya tidak mengerti dengan wasit padahal mereka banyak tidur di lapangan," terangnya.
Dua keluhan Doll di atas bisa dikatakan sebagai dua penyakit lama sepak bola Indonesia.
PSSI mencoba membenahi kualitas wasit dengan mendatangkan instruktur asal Jepang pada awal musim.
Mengenai pemain mengulur waktu, FIFA sudah menerapkan tambahan waktu lebih panjang di Piala Dunia 2022, dan kini diikuti di Liga Inggris.