Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada dua laga awal, Indra masih beranggapan 4-3-3 adalah skema terbaik untuk mengeluarkan seluruh talenta pemainnya.
4-3-3 merupakan formasi yang dibakukan dalam kurikulum sepak bola filanesia, dan selalu dipakai Indra Sjafri kala melatih timnas junior.
Teranyar, Indra menggunakan pakem tersebut saat mengantarkan timnas U-23 merebut medali emas SEA Games 2023 di Thailand.
Di Asian Games 2022, Indra dua kali menggunakan formasi tersebut melawan Kirgistan dan Taiwan, tetapi dengan hasil berbeda.
Melawan Kirgistan yang menurunkan tim belia, Garuda Muda bisa bermain nyaman dan menang 2-0 meskipun sempat ditekan habis-habisan.
Akan tetapi ketika berjumpa Taiwan yang diperkuat pemain senior, formasi itu tak bergigi dan membuat kalah 0-1.
Saat dihadapkan dengan prospek meladeni Korea Utara yang menjadi tim terkuat di grup, Indra Sjafri akhirnya menanggalkan kesetiaannya pada formasi itu.
Mengetahui para beknya ditempa dengan formasi tiga bek di tangan Shin Tae-yong, Indra Sjafri berkompromi dengan menerapkan 3-5-2.
Baca Juga: Noda Elkan Baggott, Kartu Kuning Usai Jatuhkan Bocah Kemahalan Portugal Titisan Cristiano Ronaldo
Formasi defensif itu dimainkan karena setidaknya dua alasan.
Pertama, kebutuhan menambah jumlah bek tengah untuk meredam penyerang Korea Utara.
Kedua, ketiadaan striker tunggal yang kompeten, sehingga Ramai dan Egy dipasang untuk menjalankan pekerjaan satu orang.
Tiga bek tengah diperankan oleh Rizky Ridho, Andy Setyo, dan Alfeandra Dewangga, deretan pemain yang familiar dengan skema Shin Tae-yong.
To be fair kepada Indra Sjafri, formasi tersebut berhasil membuat Indonesia susah ditembus, dan gol Korea Utara hanya berasal dari skema (umpan silang pasca) bola mati.
Uzbekistan harus diakui memiliki potensi ancaman lebih besar ketimbang Korea Utara, sehingga formasi 3-5-2 tampak lebih realistis untuk dipakai lagi.
Bedanya, Indra Sjafri kini memiliki Ramadhan Sananta untuk membuat Garuda lebih menggigit.