Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Persis, Leonardo Medina, memiliki penilaian berbeda dibanding Shin Tae-yong soal stamina striker andalannya.
"Dia bisa main penuh dalam sebuah pertandingan, saya tahu dia bisa," ujar Medina sebelum laga kontra Persita.
"Saya mendengar komentar tentang dia tidak bisa main 90 menit, tapi saya tidak tahu (alasan) mengenai komentar itu."
"Saya respek ke Shin Tae-yong, mungkin Sananta di timnas merasakan sesuatu saya tidak tahu," terangnya.
Melihat Shin Tae-yong mengabaikan statistik gol Sananta di ajang liga dan menganggap rendah stamina sang penyerang, bisa disimpulkan sang pelatih pada dasarnya memang tak "menyukai" dia.
Karakter Sananta sebagai targetman boleh jadi tak cocok dengan sistem permainan Shin Tae-yong.
Sebaliknya, Hokky Caraka yang mengandalkan kecepatan lebih cocok dengan gaya yang diusung pelatih Korea Selatan.
Ditambah, Hokky sudah mengenal Coach Shin sejak berusia 17 tahun di timnas U-19.
Baca Juga: Kim Pan-gon Ketakutan Bawa Malaysia Naik 20 Peringkat, Shin Tae-yong Lakukan Pekerjaan Lebih Ajaib
Masa kenal yang lebih panjang membuat Shin mengetahui seluk beluk karakter permainan Hokky, dan kini hendak menjadikannya striker utama di timnas senior.
Hebatnya Hokky, ia membayar kepercayaan tersebut dengan dua gol dan satu assist ke gawang Brunei.
Sananta juga menolak menyerah, dengan menceploskan tiga gol, lebih banyak dari Hokky, dalam dua leg melawan Brunei.
Jadi, Shin Tae-yong saat ini boleh "cinta buta" kepada Hokky, tetapi Sananta akan terus berusaha merebut posisi inti di timnas senior.
Baca Juga: Satu Bek Upgrade buat Shin Tae-yong, Jordi Amat Sembuh Empat Pekan Sebelum Indonesia Tantang Irak