Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Thomas Doll diancam dengan kata "evaluasi" oleh manajemen Persija Jakarta, padahal tak diberikan bekal memadai untuk mengarungi Liga 1.
Manajemen Persija Jakarta seolah tutup mata dengan kegagalan dirinya sendiri untuk menyokong Thomas Doll pada musim kedua.
Pelatih asal Jerman itu sanggup mengantar Persija menjadi runner-up Liga 1 pada musim pertama, capaian terbaik sejak menjadi juara musim 2018.
Musim kedua Doll seharusnya menjadi momen mengejar peringkat lebih baik (juara), tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Memasuki pekan ke-16 Liga 1 2023/24, Macan Kemayoran terperosok di peringkat 11 dengan hanya 20 poin dari 16 pertandingan.
Performa tim menyentuh titik nadir, yaitu cuma sekali menang dalam 10 laga terakhir usai dibekuk Rans Nusantara FC pada Minggu.
The Jakmania mulai gerah dengan situasi ini, terlihat dari Stadion Patriot Candrabhaga yang semakin sepi dan karangan bunga yang bermunculan di markas klub.
Kondisi ini membuat manajemen klub melalui direktur utama, Ambono Janurianto, merilis pernyataan resmi.
Sayangnya, minim sekali pernyataan rasa bertanggung jawab dan jaminan akan memperbaiki kinerja manajemen.
Alih-alih, justru terdapat ancaman bagi Thomas Doll apabila hasil tak kunjung membaik pada putaran kedua.
"Kondisi ini makin mempertegas bahwa evaluasi akan terus dilakukan," ujar Ambono dalam rilis resmi yang diterima BolaNas.com.
"Mengarungi putaran kedua, manajemen terus memantau kinerja Thomas Doll dan staffnya."
Pernyataan paling menenangkan bagi suporter yaitu harapan mendatangkan pemain baru dengan menjalin kerja sama komersial.
"Namun akan tetap mendukung terutama dalam komposisi pemain yang dibutuhkan," ucap Ambono.
"Untuk itu manajemen sudah mendapatkan kerja sama komersial baru agar hal tersebut dapat terwujud."
Dalam menilai performa buruk tim, patut dibedah apakah itu disebabkan inkompetensi pelatih atau minimnya kualitas dalam materi tim.
Dalam kasus Persija pada 16 pertandingan musim ini, tampak problem menganga yaitu ketidakseimbangan materi tim.
Baca Juga: Hasrat Suporter Selama Ini Tersumbat, Fakta 'Menakutkan' Kandang Timnas Irak untuk Jumpa Indonesia
Macan Kemayoran memiliki personil mewah di lini belakang, Ondrej Kudela dan barisan bek kaliber timnas Indonesia.
Namun di lini tengah dan depan, manajemen Persija gagal memberikan pemain asing memadai bagi Thomas Doll.
Sebagai perbandingan, lini serang pada musim lalu dihuni dua pemain level Liga Champions Eropa, Abdulla Yusuf Helal dan Michael Krmencik.
Musim ini sektor tersebut mengalami downgrade, yaitu Marko Simic yang sudah melewati masa emas dan rentan cedera.
Manajemen Persija juga membiarkan slot pemain asing keenam dibiarkan kosong!
Pemain asing lain, Oliver Bias, juga diragukan kualitasnya lantaran baru menembus posisi starter memasuki pekan ke-13.
Praktis hanya Kudela, Maciej Gajos, dan Ryo Matsumura yang bisa diandalkan menggendong pemain lokal, sementara klub lain punya enam pemain asing lengkap.
Jadi, manajemen Persija semestinya mengevaluasi dirinya sendiri sebelum berani mengusik posisi Thomas Doll.
Baca Juga: Punggungnya Kena, Pelatih Ipswich Ungkap Virus FIFA yang Menyerang Elkan Baggott saat Telan Brunei