Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Phnom Penh Crown membantai klub Australia, Bali United mendapat hasil familiar berupa kekalahan telak di Piala AFC 2023.
Phnom Penh Crown dan Bali United mendapatkan hasil bertolak belakang kala melawan klub Australia di kasta dua kompetisi Asia.
Klub A-League biasanya tampil di Liga Champions Asia, sehingga bisa dikatakan "turun kelas" dengan musim ini tampil di Piala AFC 2023.
Sebagai negara yang rutin tampil di Piala Dunia, klub-klub A-League diprediksi melibas dengan mudah seluruh tim dari negara kelas dua Asia.
Nyatanya tak demikian, jika melihat sejumlah hasil mengejutkan klub negeri Kanguru di Piala AFC musim ini.
Central Coast Mariners yang berstatus runner-up A-League 2022/23 pernah kalah dari wakil Malaysia, Terengganu FC.
Kekalahan 0-1 tersebut didapat pada pekan pertama, saat Central Coast Mariners belum matang akibat kompetisi lokal belum dimulai.
Hasil lebih mencengangkan didapat Macarthur FC, yang berstatus runner-up Piala Australia 2022.
Macarthur FC yang menurunkan kombinasi pemain muda dan senior takluk 0-3 di kandang wakil Kamboja, Phnom Penh Crown, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga: Potensi Jay Idzes Absen Panjang, Jordi Amat Masih Aman sebagai Bek Paling Diandalkan Shin Tae-yong
Sebagai catatan, Kamboja selama ini dianggap sebagai kekuatan kecil di Asia Tenggara, di bawah Thailand, Vietnam, Indonesia, Filipina, hingga Malaysia.
Keberhasilan Phnom Penh Crown membantai Macarthur bisa dianggap sebagai hasil paling sensasional di kompetisi Asia musim ini.
Phnom Penh Crown pun melanjutkan hasil konsisten berupa tiga kali sapu bersih tripoin, dan berhak memuncaki klasemen Grup F dengan sembilan poin.
Pada saat bersamaan, utusan Indonesia Bali United mendapatkan hasil sebaliknya dari sesama klub Australia, Mariners.
Mariners melumat tim asuhan Stefano Cugurra dengan skor 6-3 dalam laga yang diwarnai hujan deras di Central Coast Stadium, kemarin.
Tiga gol Bali seluruhnya dicetak melalui serangan balik, yaitu melalui Privat Mbarga, Jefferson Assis, dan gol bunuh diri Jack Warshawsky.
Enam gol Mariners masih bisa bertambah, jika melihat begitu banyak peluang yang dihentikan Adilson Maringa maupun Elias Dolah.
"Para pemain sudah bekerja keras di pertandingan hari ini dan sesuai dengan taktikal kami," ujar pelatih Teco sesudah laga.
"Kami memiliki beberapa kesalahan yang berhasil dimanfaatkan oleh mereka," sesalnya.
Hasil bertolak belakang Phnom Penh dan Bali membuat fans Tanah Air bisa bertanya, apakah sepak bola Indonesia sudah tertinggal dari Kamboja?
Biarpun memiliki ranking FIFA lebih tinggi, tak menjamin kompetisi sebuah negara dijalankan dengan lebih baik oleh negara bersangkutan.
Dalam kasus Indonesia, performa dua klub utusan Liga 1 di Piala AFC musim ini tak bisa optimal karena berbagai sebab.
PSM sempat menelan dua kekalahan telak beruntun dari Hai Phong dan Sabah, saat mereka dalam kondisi limbung akibat problem finansial.
Adapun Bali memang setiap tahun rutin tampil mengecewakan di tangan Teco, kemungkinan karena pemilihan pemain uzur dan aspek taktikal usang.
Jika PSM dan Bali terus meraih hasil minor di Piala AFC, Indonesia akan makin tertatih mengumpulkan poin untuk mengirim klub ke Liga Champions Asia.
Baca Juga: Peluang Bomber Arema FC Pecahkan Rekor Sepanjang Masa Saat Menantang Madura United