Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Shin Tae-yong memilih opsi pragmatis dengan menurunkan pemain "tua", timnas Indonesia tetap digulung oleh Singa Mesopotamia.
Pertandingan Indonesia melawan Irak memberi indikasi Shin Tae-yong mulai menanggalkan idealisme pemain muda demi meraih hasil jangka pendek.
Tim Garuda dipermak Irak dengan skor 1-5 pada partai pertama putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (16/11/2023).
Setelah babak pertama yang berakhir ketat 1-2, tim Merah Putih kalah kelas dari tuan rumah pada babak kedua dengan dibobol tiga gol.
Dari pertandingan tersebut, fans Tanah Air bisa menyimpulkan Shin Tae-yong mulai mempercayai pemain senior, alih-alih darah muda.
Sebagai konteks, Indonesia memang membutuhkan pemain penuh pengalaman untuk menghadapi laga di Basra International Stadium.
Event tersebut merupakan laga kandang pertama Irak di ajang Kualifikasi Piala Dunia sejak 2019, sehingga suporternya bagaikan air bah dari bendungan yang runtuh.
Sebanyak 65 ribu suporter memadati arena Basra, nyaris seluruhnya merupakan pendukung Irak yang haus kemenangan.
Dengan kondisi seperti itu, akan menjadi blunder bagi siapa pun pelatih yang mempercayai pemain muda di kesempatan penuh teror itu.
Baca Juga: Persib Digembosi Bhayangkara FC, Bojan Hodak Ragu Timnya Punya Duit buat Belanja Pemain
Dari starting XI yang dipilih Shin Tae-yong, tampak jelas ia memilih skuad paling berpengalaman yang bisa diturunkan.
Rataan usia pemain Indonesia yang menjadi starter pada laga itu adalah 26,2 tahun, jauh lebih tua ketimbang masa-masa awal Shin Tae-yong menangani tim.
Di posisi kiper, Nadeo Argawinata merupakan opsi paling senior ketimbang dua nama pelapis yang berusia di bawah 23 tahun.
Di posisi bek tengah, Jordi Amat menjadi pemain paling tua dalam usia 31 tahun.
Demikian pula, Shayne Pattynama dipilih mengawali laga lantaran unggul pengalaman dan usia ketimbang Pratama Arhan.
Posisi gelandang dan penyerang menjadi sektor yang paling merasakan kebijakan pemain tua.
Trio gelandang yang menjadi starter berstatus tiga pemain paling tua di posisi itu, yakni Marc Klok (30), Adam Alis (30 pada 19 Desember), dan Ricky Kambuaya (27).
Di lini serang, para penyerang muda seperti Rafael Struick, Ramadhan Sananta, dan Hokky Caraka harus menunggu di bangku cadangan.
Baca Juga: Agenda Terdekat Arkhan Kaka Dkk Usai Piala Dunia U-17, Naik Level ke Timnas U-20 Hingga U-23
Mereka memberi tempat pada Dimas Drajad (26) dan Dendy Sulistyawan (27) yang berjarak enam hingga tujuh tahun lebih senior.
Dengan skuad penuh pengalaman itu, Indonesia bisa memberi perlawanan sengit hingga "cuma" kalah 1-2 pada babak pertama.
Bukan kebetulan, menerapkan skema lebih ofensif dengan pemain lebih muda sebagai pengganti menimbulkan bencana pada babak kedua.
Seluruh pemain pengganti berusia di bawah 24 tahun, yaitu Saddil Ramdani, Rafael Struick, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, hingga Arkhan Fikri.
Nama terakhir bahkan baru berusia 18 tahun!
Pelajaran dari skuad beda usia di dua babak tersebut yaitu, Shin Tae-yong harus pandai mengatur kombinasi pemain muda dan senior pada laga genting.
Baca Juga: Neil Etheridge Dulu Dibobol Cristian Gonzales, Kiper Filipina Kini Main Bareng Menantu El Loco