Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dua nama terakhir sama-sama berstatus pemain buangan Eropa yang pulang ke Indonesia untuk mencari menit bermain.
Jika Witan paling tidak dapat berperan sebagai pemain pengganti dalam laga melawan Irak dan Filipina, Egy berada di antrean lebih belakang.
Egy sejatinya memiliki catatan lumayan sejak bergabung Dewa United, yaitu 5 gol dan 7 assist dalam 26 pertandingan.
Namun level permainan Egy menurun drastis ketimbang semasa bermain di FK Senica, dengan dirinya dinilai lambat berpikir saat menguasai bola.
Gambaran performa Egy yang cukup untuk Liga 1 tapi mengkhawatirkan untuk ajang internasional dapat terlihat di Asian Games 2022.
Bersama timnas U-24 asuhan Indra Sjafri, Egy nyaris tak berguna di lini depan, biarpun berstatus pemain paling senior di sektor itu.
Shin Tae-yong menilai Egy sudah jauh dari persaingan menjadi starter, terbukti dari ketiadaan namanya dalam daftar final 23 pemain.
Sementara itu, Saddil menolak kesempatan merantau ke Eropa meski dikaitkan dengan kepindahan akbar ke benua biru dalam lebih dari satu bursa transfer.
Baca Juga: Line Up Timnas Indonesia Vs Filipina - Nadeo Argawinata Dihukum, Shin Tae-yong Rombak Skuad Garuda
Pemain asal Sulawesi Tenggara itu lebih memilih menjadi ikan besar di kolam kecil bersama Sabah FC untuk menjaga sentuhan.
Dalam liga yang sering disebut setara atau bahkan lebih rendah dari Indonesia, ia menempa diri dengan menjadi pemain produktif Sabah FC.
Jika melihat performa Saddil semalam, tampak pilihan kariernya lebih menghasilkan ketimbang Egy atau Witan.
Baca Juga: Jadwal Terdekat Timnas Indonesia Setelah Kualifikasi PD 2026, TC Panjang Jelang Piala Asia 2023