Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam kasus PSM, merosotnya performa Pasukan Ramang bisa dijelaskan melalui situasi krisis finansial yang sempat melanda.
Pada beberapa pekan di Liga 1, Bernardo Tavares sempat tak bisa memainkan beberapa pemain asing yang absen minim alasan, termasuk Wiljan Pluim.
Belakangan, pelatih asal Portugal itu menjelaskan faktor lain yang berkontribusi membuat klubnya minim daya saing di level Asia.
"Pertandingan terakhir kami adalah di Piala AFC dan disayangkan kami terlambat memesan tiket penerbangan," ujar Tavares dikutip dari Kompas.com.
"Itu kesalahan yang tidak boleh diulangi lagi."
"Keberangkatan tim kami terpisah, kami harus berlatih di pagi hari kemarin dan seharusnya itu tidak terjadi karena mereka tentu butuh lebih banyak waktu untuk tidur dan istirahat."
Buntut dari recovery yang kacau adalah para pemain menjadi tidak dalam kondisi 100 persen saat melakoni pertandingan.
Padahal, klub yang berlaga di Piala AFC seringkali harus bertanding dalam jarak sekitar 72 jam atau tiga hari.
Baca Juga: Musim Ini Tinggal 13 Pekan, Radja Nainggolan Terancam Kehabisan Waktu Selamatkan Bhayangkara FC
Tavares mengungkap kesalahan tersebut bukan pertama kali terjadi, bisa disimpulkan para pemain "menderita" dalam lima laga Piala AFC.
"Ini pesan bagi klub untuk mengatur waktu dengan baik karena ini bukan kedua atau ketiga kalinya terjadi," sesalnya.
"Disayangkan persiapan kami tidak sempurna, kami perlu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri jelang pertandingan."
Jika klub Indonesia terus memperlakukan pemainnya seperti itu, jangan harap mereka akan mengharumkan Merah Putih di pentas internasional.