Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Alhasil, bek Wolverhampton itu dipasang sebagai gelandang, mendampingi Ivar Jenner dan Marselino Ferdinan.
Sebagai seorang kidal, Hubner tampak lebih banyak beroperasi di sisi kiri, saat Ivar dan Marselino sering bergerak bebas.
Performa Hubner sebagai gelandang terlihat solid, mengingat ia pada dasarnya memiliki teknik di atas pemain "lokal".
Ia tampak berguna dalam aspek defending, lantaran ia sehari-hari dilatih sebagai pemain bertahan di klubnya.
Kelemahan Hubner baru terlihat saat Indonesia menguasai permainan, atau ia menguasai bola.
Dibanding Ivar yang memiliki kelincahan mendribel bola, tubuh Hubner sangat kaku dan belum memiliki bahasa tubuh seorang gelandang.
Satu momen saat ia frustrasi sendiri membawa bola ke area kanan pada babak kedua, tetapi ditekel pemain Libya, memperlihatkan ia belum menguasai posisi ini.
Momen canggung berikutnya terjadi pada menit akhir, saat ia seolah menjadi striker kala menerima umpan Rizky Ridho.
Baca Juga: Babak Pertama Timnas Indonesia Vs Libya - Empat Bek Tengah Tetap Bocor, Giliran Rizky Ridho Blunder
Dalam posisi satu lawan satu, pemain berusia 20 tahun itu melepas finishing sekencang-kencangnya, yang hanya membentur tubuh kiper.
Shin Tae-yong mengindikaskan akan terus memakai skema di atas untuk Piala Asia mendatang.
"Saya akan pakai formasi ini, mereka sudah bekerja keras hari ini," ujar Shin sesudah laga.
"Di luar hasil, saya puas dengan performa para pemain."
Baca Juga: Shin Tae-yong Bawa Skuad Paling Hijau, Kim Pan-gon Bawa 9 Pemain Kepala Tiga di Timnas Malaysia