Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Membela negara di ajang sebesar Piala Asia adalah suatu kebanggaan."
"Sebab, negara yang lolos ke Piala Asia mempunyai level yang tinggi," jelas Maman.
Momen tersebut juga dijadikan untuk mengukur kemampuan para pemain Indonesia di level Asia.
"Saya ingat di Piala Asia saat itu semua sangat ingin membuktikan bahwa kami mampu bersaing dengan para kompetitor lain," ucap Maman.
"Pada saat itu ada keinginan untuk mengukur kemampuan kami sudah sampai sejauh mana," imbuhnya.
Maman dan kawan-kawan memulai petualangan dengan manis usai menumbangkan Bahrain 2-1 di laga perdana.
Baca Juga: Liga 2 - Drama 10 Gol, Nusantara United Menang Besar di Laga Perdana Play-off Degradasi
Pada laga kedua, Indonesia kalah dramatis 1-2 dari Arab Saudi berkat gol menit akhir Al Harthi.
Pada laga terakhir, pasukan Merah Putih kembali kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan oleh gol Kim Jung-woo.
Indonesia pun gagal lolos usai menduduki peringkat ketiga klasemen.
Arab Saudi akhirnya menjadi runner-up usai kalah 0-1 dari Irak di final.
Sedangkan Korea Selatan menempati peringkat ketiga dengan kemenangan penalti atas Jepang.
Menurut Maman, Piala Asia 2007 tidak menjadi tolak ukur kegagalannya di timnas Indonesia.
"Ada satu impian saya yang belum terwujud, bisa dikatakan itu menjadi kegagalan terbesar saya, yaitu tidak pernah membawa Timnas menjadi juara," tutup Maman.
Di era Maman, paling banter Indonesia hanya menjadi runner-up Piala AFF pada tahun 2010.
Kala itu, Indonesia yang digadang-gadang menjadi juara justru kalah dari Malaysia di final dengan agregat akhir 4-2.