Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Netizen Indonesia pun langsung bereaksi di kolom komentar akun Instagram klub.
Sebagian warganet menilai kepindahan Hubner adalah penurunan karier, karena pindah dari liga terbaik dunia menuju "hanya" liga level Asia.
Namun jika ditinjau lebih cermat, bek kelahiran Belanda itu bisa jadi melakukan langkah brilian.
Dalam usia 20 tahun, Hubner belum pernah merasakan sepak bola level senior.
Pihak Wolves memilih tidak meminjamkannya ke klub kasta bawa Liga Inggris, seperti yang berulang kali dirasakan Elkan Baggott.
Alih-alih mengirim ke klub Championship atau League One, Hubner disekolahkan ke klub top di liga terbaik Asia.
Dalam kacamata tim nasional, timnas Indonesia diuntungkan karena Hubner akan menimba ilmu di negara terbaik Asia.
Dalam kacamata klub, Wolves menganggap Cerezo sebagai tempat yang tepat untuk menempa sang bek belia.
Baca Juga: Profil Nathan Tjoe-A-On, Pemain Senasib Elkan Baggott yang Terbuang dari Divisi Championship
Karier Kaoru Mitoma bisa menjadi rujukan untuk memperlihatkan kepindahan ini bisa membuahkan hasil besar.
Kaoru Mitoma tidak menikmati sepak bola junior profesional, dan bertahan di kompetisi kampus sampai usia matang.
Ia langsung terjun ke J League dalam usia 22 tahun bersama Kawasaki Frontale, untuk kemudian menarik pemandu bakat Brighton & Hove Albion.
Seperti halnya Mitoma, Hubner bisa menjadikan J League sebagai batu loncatan untuk bersaing di kompetisi top Eropa pada masa depan.
Selepas lulus dari J League, Mitoma membutuhkan masa peminjaman di klub Belgia Union Saint Gilloise.
Hanya dua tahun yang dibutuhkan Mitoma dari J League untuk menjadi bintang Premier League saat ini.
Jadi, kita tunggu perkembangan karier Hubner.
Baca Juga: Jadwal Liga Champions - Jamu Napoli, Xavi Menanti Malam Ajaib untuk Fans Barcelona