Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dengan kemenangan atas PSS Sleman, Kamis (14/3/2024) malam ini, tim milik Nabil Husein bisa saja menjadi juara.
Kalimat terakhir hanya berlaku jika babak championship tak pernah diterapkan.
Sebelum pertandingan malam ini, BolaNas.com menanyai pelatih Pieter Huistra terkait situasi tersebut.
Sosok asal Belanda itu menjawab diplomatis bahwa aturan dibuat sejak awal musim dan tak bisa diubah di tengah musim.
"Kami tahu sebelum kompetisi tentang aturan musim ini," ujar Huistra.
"Jadi bagi kami normal untuk bermain di babak championship, kami tahu sejak awal," terangnya.
"Apa yang tidak normal adalah mengubah aturan, jadi kami bersiap 100 persen untuk babak championship," tegas sosok asal Belanda.
Huistra tak setuju aturan diubah untuk musim ini, tetapi PSSI bisa mengubah kebijakan untuk musim depan.
Babak championship tidak masuk akal ditinjau dari kacamata olahraga.
Desain kompetisi double round-robin (tim saling bertemu dua kali kandang-tandang) sudah bisa menghasilkan tim terbaik di akhir musim.
Dengan menambah babak championship, PSSI mencegah klub peringkat pertama menjadi juara secara langsung.
Klub pemuncak tersebut dipaksa menghadapi tim yang berada jauh di bawahnya, di peringkat empat.
Dalam kasus musim ini, Borneo FC unggul 20 poin dari klub peringkat empat Madura United.
Empat klub teratas juga dirugikan dengan masa kompetisi yang memanjang empat pekan, saat tim lain sudah menikmati off season.
Yang makin tidak masuk akal, PSSI tak memberi sporting reward bagi tim yang menjuarai babak reguler 34 pertandingan.
Di Australia, pemuncak babak reguler diberi tiket Liga Champions Asia, meskipun ia harus melakoni babak final series untuk menjadi juara liga.
Jadi, PSSI semestinya menghapus babak championship ini mulai musim depan.
Baca Juga: Zona Degradasi Mendidih Berkat Sentuhan Anak Didik Shin Tae-yong yang Lama Hilang Akibat Cedera