Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Jay memang dia baik, lebih berpengalaman daripada saya," ujar Marselino dikutip dari BolaSport.com.
"Dia sering kasih masukan dari belakang karena bisa melihat rekannya yang di depan."
"Dia kasih banyak masukan dan itu sangat baik buat saya," jelas Marselino.
Pemandangan seorang pemain memberi instruksi taktikal kepada pemain adalah hal yang jamak di Eropa.
Pemain Indonesia harus terbiasa dengan masukan dari pemain lain, seperti yang dilakukan Idzes pada Marselino.
Satu hal yang menjadikan Idzes menjulang sebagai guru taktik, ia belajar dari sosok bukan kaleng-kaleng di Liga Italia.
Pelatihnya di Venezia FC, Paolo Vanoli, punya riwayat mengagumkan di tepi lapangan.
Paolo Vanoli pernah menjadi pelatih kepala timnas Italia untuk kelompok umur U-16, U-18, hingga U-19.
Baca Juga: Analisis Gelandang Timnas Indonesia: Marselino Sang Wonderkid, Ivar Jenner Akhirnya Punya Teman
Di level timnas senior, per The Scotish Sun, ia pernah menjadi asisten Gianpiero Ventura pada 2016 hingga 2017.
Ia kemudian membuntuti Antonio Conte dalam kariernya di Chelsea dan Inter Milan.
Conte mempercayai kinerja Vanoli dengan menunjuknya sebagai asisten di Chelsea pada musim 2017/18.
Saat menerima pinangan Inter Milan pada 2019, ia turut membawa Vanoli ke jajaran staf di Giuseppe Meazza.
Kerja sama Conte dan Vanoli membuahkan scudetto pada musim 2020/21, untuk kemudian sang asisten mencoba peruntungan sendiri.
Vanoli melatih Spartak Moscow selama enam bulan hingga Juni 2022, dan bisa mempersembahkan trofi Piala FA Rusia.
Sejak November 2022, ia melatih Venezia dan merekrut Jay Idzes pada awal musim ini.