Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Seorang pelatih asal Inggris memberi sejumlah saran kepada Vietnam tentang apa yang harus dilakukan untuk membalas Timnas Indonesia dan bisa kembali bersinar di Asia Tenggara.
Pelatih bernama Steve Darby itu menyorot berbagai problem sepak bola Vietnam pasca-era Philippe Troussier, perbaikan materi pemain, hingga kandidat yang cocok mengasuh Vietnam.
Sebagaimana diketahui, Vietnam babak belur di Kualifikasi Piala Dunia 2026, terutama setelah menghadapi Indonesia.
Tim berjuluk The Golden Star Warriors itu dipermak Skuad Garuda 1-0 dan 3-0.
Sebelum itu, Indonesia juga menghajarnya 1-0 di Piala Asia 2023 Januari lalu.
Secara keseluruhan, Vietnam kalah enam kali berturut-turut dalam turnamen resmi sejak 21 November 2023.
Baca Juga: Efek Dibantai Indonesa, Vietnam Jadi Tim dengan Penurunan Ranking FIFA Paling Buruk di Dunia
Dua kekalahan beruntun dari Tim Merah-Putih terasa lebih pedih bagi Vietnam karena membuatnya kini nyaris tersingkir dari perburuan tiket putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Menurut Steve Darby, Piala Dunia 2026 adalah kesempatan terbaik bagi Vietnam untuk meraih tiket karena kuota peserta dari Asia bertambah signifikan.
Akan tetapi, perencanaan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 harus dimulai setidaknya dari 2018.
Itulah yang dipertanyakan Darby, apakah Vietnam sudah merencanakannya dengan baik sejak 2018, atau hanya peduli pada sukses di SEA Games dan Piala AFF?
Performa timnas bisa berubah secara periodik.
Jadi, meski Vietnam terlihat lebih buruk dari Thailand dan Indonesia, berbagai hal bisa berubah cepat dengan sejumlah hasil positif.
Baca Juga: Tiru Langkah Indonesia, Vietnam Liburkan Dua Kompetisi Sekaligus saat Piala Asia U-23 2024
Ketika ditanya apakah sepak bola Vietnam sudah mencapai puncaknya dan generasi emas hasil tangan dingin Park Hang-seo berakhir, Darby melihat banyak faktor penyebabnya.
Dia menjelaskan, untuk menganalisisi kenapa Vietnam tertinggal di antara tim-tim kuat Asia Tenggara, banyak faktor harus dipertimbangkan, seperti kualitas kompetisi V-League, penggunaan pemain naturalisasi, bahkan dukungan ekonomi untuk timnas.
"Semua faktor perlu dipertimbangkan untuk menemukan penyebabnya. Mengkritik pelatih saja tidak cukup," tegasnya.
Program Naturalisasi
Darby kemudian menanggapi program naturalisasi pemain secara masif yang dilakukan Indonesia, apakah itu strategi yang tepat atau bukan.
Apakah Vietnam harus melakukan sebanyak mungkin naturalisasi?
"Saya sangat mendukung naturalisasi dan penggunaan pemain berdarah Vietnam, seperti memiliki orang tua atau kakek-nenek berkebangsaan Vietnam. Sangat masuk akal bagi para pemain ini untuk mengenakan seragam timnas," jelasnya.
Pelatih bernama lengkap Stephen David Darby itu menambahkan, "Sebaliknya, saya menentang penggunaan pemain yang tidak berasal dari Vietnam, tetapi hanya dinaturalisasi karena masa tinggal penuhnya."
"Pasalnya, penggunaan pemain seperti itu akan menimbulkan konsekuensi bagi pemain yang bermain sepak bola demi uang, bukan cinta tanah air."
Baca Juga: Kata Shin Tae-yong soal Perpanjangan Kontrak usai Bawa Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam
Namun, imbuhnya, jika Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) ingin mengikuti jalur naturalisasi pemain asal Vietnam, mereka harus mulai mengerahkan jaringan pencarian profesional di tempat-tempat dengan komunitas besar Vietnam seperti AS, Australia, atau wilayah timur Eropa.
"Banyak pemain berbakat, baik pria maupun wanita, yang bermain di negara-negara tersebut," ungkap Darby.
Perbaikan Kompetisi
Dia juga meminta VFF memperbaiki fasilitas latihan dan kompetisi, lalu meng-upgrade ilmu keolahragaan, terutama perawatan dan pemulihan setelah cedera.
Darby juga mengkritik pemain asing di liga domestik Vietnam, yang diutamakan harus kualitasnya, bukan kuantitas.
Dia lalu mencontohkan, dua pemain asing yang mahal dan berkualitas jauh lebih efektif untuk klub dan sepak bola Vietnam ketimbang lima pemain murah dan minim kualitas.
Soal gaji, menurutnya tak masalah jika pemain asing malah bergaji lebih rendah dari pemain lokal.
"Saya pernah membaca bahwa pemain asing dipilih berdasarkan bentuk tubuh. Itu konyol. Kriteria pemilihan pemain asing harus menarik suporter, memiliki kualifikasi lebih tinggi dari pemain dalam negeri, dan menjadi teladan profesionalisme baik di dalam maupun luar lapangan," tandas pria berusia 69 tahun yang pernah melatih sejumlah klub, termasuk Timnas Thailand, itu.
Baca Juga: Shin Tae-yong: Selamat Datang Generasi Emas Indonesia, Era Vietnam Berakhir!
Untuk itu, lanjutnya, penetapan gaji minimum bagi pemain asing adalah hal yang perlu dilakukan.
Hal ini membuat klub tak mungkin mengeluarkan uang untuk merekrut pemain asing yang murah.
Jaringan pencarian pemain asing berbakat juga perlu ditingkatkan, tidak hanya mengandalkan beberapa video yang diposting di YouTube atau pendapat agen pemain.
Selain itu, ketua tim tidak diperbolehkan menerima "kickback" dari broker pemain, karena tindakan ini sangat merugikan industri sepak bola.
Pemilihan Pelatih
Mengenai pelatih, Darby meminta Vietnam realistis dalam mencari pengganti Troussier.
Masalah gaji pelatih, katanya, sangat penting.
Menurutnya, VFF takkan bisa membayar gaji untuk pelatih berkaliber tinggi seperti Jose Mourinho, Juergen Klopp, dan Carlo Ancelotti.
Pengalaman melatih timnas menjadi faktor sangat penting.
Tapi, pengalaman melatih di Asia juga penting, karena perbedaan kultural bisa memengaruhi efisiensi bekerja.
Baca Juga: Ranking FIFA Tim-tim Asia Tenggara, Indonesia Tembus Tiga Besar usai Gusur Malaysia dan Filipina
Lantas, siapa yang paling pas menjadi pelatih Timnas Vietnam?
"Untuk saat ini, jika VFF memilih pelatih asing, menurut saya ada dua kandidat bagus yang sesuai kriteria, yaitu Mano Polking dan Kiatisuk Senamuang," jawab Darby.
Alasannya, mereka punya pengalaman memimpin timnas di Asia Tenggara dan pernah bekerja di klub Vietnam selama beberapa waktu.
Jika semua perbaikan tim mulai dari pemain hingga pelatih itu dapat dilakukan VFF, maka upaya untuk kembali menjadi tim terkuat dan ditakuti di Asia Tenggara akan berhasil.