Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada laga terakhir melawan Yordania, sosok 21 tahun itu mendapatkan peluang menganga pada awal laga.
Sebuah cutback dari Witan Sulaeman membuat dirinya berada di posisi 99 persen mencetak gol, hanya untuk melepas tembakan tepat ke kiper.
Statistik Struick di Piala Asia U-23 terbaca: 249 menit (tak menghitung tambahan waktu), 0 gol.
Kabar buruk bagi fans Tanah Air, opsi pelapis pada laga kontra Yordania tidak lebih baik, yaitu Hokky Caraka.
Hokky beberapa kali gagal nyambung dengan skema umpan timnya, terlihat dari beberapa kali Nathan Tjoe-A-On yang menceramahinya.
Dalam satu momen menyerang, ia juga melepas umpan/shot yang tak jelas menggunakan kaki kiri.
Kabar baiknya, Coach Shin kini memiliki satu alternatif dengan statistik lebih mentereng: Ramadhan Sananta.
Sananta sudah mencetak delapan gol di Liga 1 musim ini, dua kali lipat dari angka Hokky.
Di tim nasional, statistik Sananta juga lebih baik dari Struick.
Baca Juga: Efek Domino Perginya Nathan Tjoe-A-On, Lini Belakang Timnas U-23 Indonesia Balik ke Setelan Liga 1
Sananta yang merupakan targetman sejati mengoleksi 5 gol dalam 10 laga untuk timnas senior.
Sementara itu, Struick dalam jumlah pertandingan yang sama tak kunjung mencetak gol perdana.
Di timnas U-23, penyerang Persis mencatatkan tiga gol dalam tujuh pertandingan.
Angka tersebut tak menghitung lima gol di SEA Games 2023 saat meraih medali emas bersama timnas U-22.
Penyerang Liga Belanda lagi-lagi hanya bisa iri, karena hanya mencetak satu gol dalam lima laga timnas U-23.
Jadi, apakah ini saatnya Struick minggir untuk memberi tempat bagi Sananta?
Minggir bukan berarti ke bench, tetapi bisa saja bermain melebar sebagai winger, dengan Sananta sebagai penyerang tengah.
Baca Juga: Nathan Tjoe-A-On Kembali, Indonesia untuk Pertama Kali Tampil Full Team di Piala Asia U-23 2024