Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gol pertama dilesakkan dengan tendangan jarak jauh di luar nalar, dan gol kedua berkat insting pembunuh mencium bola liar di kotak penalti.
Menghadapi Uzbekistan, Shin Tae-yong memiliki dua opsi untuk mengganti Struick, yaitu Ramadhan Sananta atau Hokky Caraka.
Sananta terpilih, lantaran membawa statistik lebih mentereng di Liga 1 daripada Hokky.
Sayangnya Sananta tak bisa berfungsi melawan Uzbekistan yang menerapkan pressing tinggi dan mencegah aliran bola ke depan.
Dilansir dari laman resmi AFC, penyerang Persis Solo itu hanya mencatatkan enam umpan sukses di sepanjang pertandingan!
Hal tersebut sedikit banyak disebabkan tipe Sananta yang merupakan seorang targetman, penyerang yang hanya menunggu di kotak penalti.
Sedangkan Struick memiliki kebiasaan berada di luar posisinya, seringkali mengawali pergerakan dari sisi kiri.
Hal tersebut membuat lini depan Indonesia lebih cair, opsi umpan dari lini tengah dan belakang lebih banyak.
Saat melawan Yordania, beberapa kali kombinasi umpan Struick dan Marselino Ferdinan membuahkan situasi berbahaya.
Baca Juga: Hari Terakhir Liga 1 2023/24 - Ketat di Zona Championship, Ada Skenario Arema FC Terdegradasi
Sananta tak bisa melakukan itu, tetapi bukan salah dirinya ia tak dibentuk menjadi pemain versatile seperti Struick.
Tugas PSSI yaitu memproduksi lebih banyak striker berkualitas dengan beragam tipe, agar Shin Tae-yong bisa mengutak-atik tim sesuai gaya main lawan.
Berikut hierarki striker timnas U-23 Indonesia
Rafael StruickRamadhan SanantaHokky CarakaWitan Sulaeman
Baca Juga: Tak Punya Big Game Mentality, Pemain Indonesia Selalu Ambruk setelah Dirugikan Wasit