Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lalu Rizky Ridho mendapat kartu merah usai VAR mendeteksi pelanggaran terhadap Jasurbek Jaloliddinov.
Layaknya gayung bersambut, Wolverhampton turut merasakan penderitaan timnas Indonesia.
Klub Premier League itu mengusulkan penghapusan VAR untuk musim depan.
Seperti diketahui, VAR mulai diterapkan di Premier League pada musim 2019/2020.
Keberadaan VAR mulanya diharapkan bisa mengurangi tingkat kesalahan keputusan wasit dengan bantuan teknologi.
Namun dalam keberlangsungannya tetap ada keputusan kontroversi dalam penggunaan VAR
Kini, Wolves berniat mendorong penghapusan VAR dalam pertemuan dengan klub-klub Premier League, Juni 2024 nanti.
Wolves sebelumnya telah mengajukan surat resmi pada Premier League soal penghapusan VAR.
Akan tetapi, keputusan resmi belum diambil pihak Premier League sebelum melewati voting dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) pada Juni 2024 nanti.
Dalam suratnya, Wolves menuliskan beberapa alasan VAR dihapus dari Premier League:
1. Dampak pada perayaan gol dan gairah spontan yang menjadikan sepak bola istimewa.
2. Frustrasi dan kebingungan di dalam stadion karena pemeriksaan VAR yang lama dan komunikasi buruk.
3. Suasana yang lebih bertentangan dengan protes, cemoohan terhadap lagu Premier League dan chant menentang VAR.
4. Melebihi target awal VAR untuk memperbaiki kesalahan yang nyata dan jelas, kini menganalisis keputusan subjektif secara berlebihan dan mengorbankan fluiditas dan integritas permainan.
5. Berkurangnya akuntabilitas ofisial di lapangan, karena jaring pengaman VAR, menyebabkan terkikisnya otoritas di lapangan.
6. Kesalahan yang terus berlanjut meskipun ada VAR, dimana suporter tidak dapat menerima kesalahan manusia setelah beberapa kali menonton dan memutar ulang, sehingga merusak kepercayaan diri dalam standar wasit.
7. Terganggunya tempo pertandingan Premier League dengan pemeriksaan VAR yang panjang dan tambahan waktu yang lebih banyak, menyebabkan pertandingan berjalan terlalu lama.
8. Wacana yang terus-menerus mengenai keputusan VAR seringkali membayangi pertandingan itu sendiri, dan mencoreng reputasi liga.
9. Terkikisnya kepercayaan dan reputasi, dengan VAR yang memicu tuduhan korupsi yang tidak masuk akal.