Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Banyak Rugikan Timnas Indonesia di Piala Asia, Klub Premier League Dorong Penghapusan VAR

By Nungki Nugroho, Jumat, 17 Mei 2024 | 05:00 WIB
Momen offside pemain Irak yang dibiarkan VAR menjadi gol ke gawang Indonesia.

BOLANAS.COM - Penggunaan VAR banyak merugikan timnas Indonesia di Piala Asia, Klub Premier League Wolverhampton usul dihapuskan.

Seperti diketahui, timnas Indonesia merasakan penggunaan VAR (Video Assistant Referee) untuk pertama kali di Piala Asia 2023.

Skuad Garuda mengalami dua kerugian karena keputusan wasit yang merujuk VAR di ajang tersebut.

Kerugian pertama didapat Indonesia ketika menghadapi Irak pada 15 Januari 2024.

Protokol IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) membuat Irak mendapat gol kontroversial.

Gol kedua Irak berbau offside jika mengacu pada tayangan ulang tetapi wasit tak berdaya mengecek VAR.

Baca Juga: Malaysia Siap Jadi Lawan Tanding, Timnas Indonesia Ingin Gelar Uji Coba Sebelum Lawan Irak dan Filipina

Kerugian kedua didapat Indonesia ketika melawan Jepang pada laga pamungkas Grup D.

Jordi Amat dianggap melakukan pelanggaran terhadap Ayase Ueda di kotak penalti.

Setelah melalui review VAR, wasit memberi hadiah penalti untuk Jepang ketika laga baru berjalan dua menit.

Nasib apes juga dialami tim junior Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Skuad Garuda Muda langsung dirugikan tiga keputusan VAR saat laga pembuka kontra tuan rumah Qatar.

Tiga keputusan tersebut antara lain pelanggaran Rizky Ridho yang berujung penalti, kartu merah Ivar Jenner, dan kartu merah Ramadhan Sananta.

VAR kembali tak berpihak pada timnas U-23 Indonesia ketika menantang Australia.

The Socceroos mendapat hadiah penalti usai wasit mereview VAR di mana Komang Teguh didakwa melakukan handball.

Beruntung Ernando Ari Sutaryadi bisa menggagalkan penalti Mohamed Toure.

Baca Juga: Harga Tiket Indonesia Kontra Irak dan Filipina Naik Drastis, PSSI Dituding Manfaatkan Momen Laga Penentuan?

Tim besutan Shin Tae-yong kembali digembosi ketika lawan Uzbekistan di babak semifinal.

Gol Muhammad Ferarri dianulir akibat offside hasil VAR review.

Lalu Rizky Ridho mendapat kartu merah usai VAR mendeteksi pelanggaran terhadap Jasurbek Jaloliddinov.

Layaknya gayung bersambut, Wolverhampton turut merasakan penderitaan timnas Indonesia.

Klub Premier League itu mengusulkan penghapusan VAR untuk musim depan.

Seperti diketahui, VAR mulai diterapkan di Premier League pada musim 2019/2020.

Keberadaan VAR mulanya diharapkan bisa mengurangi tingkat kesalahan keputusan wasit dengan bantuan teknologi.

Namun dalam keberlangsungannya tetap ada keputusan kontroversi dalam penggunaan VAR

Kini, Wolves berniat mendorong penghapusan VAR dalam pertemuan dengan klub-klub Premier League, Juni 2024 nanti.

Wolves sebelumnya telah mengajukan surat resmi pada Premier League soal penghapusan VAR.

Akan tetapi, keputusan resmi belum diambil pihak Premier League sebelum melewati voting dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) pada Juni 2024 nanti.

Dalam suratnya, Wolves menuliskan beberapa alasan VAR dihapus dari Premier League:

1. Dampak pada perayaan gol dan gairah spontan yang menjadikan sepak bola istimewa.

2. Frustrasi dan kebingungan di dalam stadion karena pemeriksaan VAR yang lama dan komunikasi buruk.

3. Suasana yang lebih bertentangan dengan protes, cemoohan terhadap lagu Premier League dan chant menentang VAR.

4. Melebihi target awal VAR untuk memperbaiki kesalahan yang nyata dan jelas, kini menganalisis keputusan subjektif secara berlebihan dan mengorbankan fluiditas dan integritas permainan.

5. Berkurangnya akuntabilitas ofisial di lapangan, karena jaring pengaman VAR, menyebabkan terkikisnya otoritas di lapangan.

6. Kesalahan yang terus berlanjut meskipun ada VAR, dimana suporter tidak dapat menerima kesalahan manusia setelah beberapa kali menonton dan memutar ulang, sehingga merusak kepercayaan diri dalam standar wasit.

7. Terganggunya tempo pertandingan Premier League dengan pemeriksaan VAR yang panjang dan tambahan waktu yang lebih banyak, menyebabkan pertandingan berjalan terlalu lama.

8. Wacana yang terus-menerus mengenai keputusan VAR seringkali membayangi pertandingan itu sendiri, dan mencoreng reputasi liga.

9. Terkikisnya kepercayaan dan reputasi, dengan VAR yang memicu tuduhan korupsi yang tidak masuk akal.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P