Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Buah Simalakama Harus Ditelan Bintang Madura United dan Rasanya Terbawa Sampai Italia

By Hery Prasetyo, Jumat, 24 Mei 2024 | 18:21 WIB
Pemain timnas U-17 Indonesia, Riski Afrisal, memberikan hormat saat menyanyikan lagu kebangsaan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023). Riski Afrisal kini bergabung dengan timnas U-20 untuk laga di Toulon Cup 2024 dan harus meninggalkan Madura United di saat timnya akan tanding di final Championship Series Liga 1.

BOLANAS.COM - Bintang Madura United, Riski Afrisal, seolah harus memakan buah simalakama. Rasa buah itu kini harus ia bawa sampai ke Italia.

Meski senang mendapat kepercayaan masuk timnas U-20 Indonesia, di sisi lain ada rasa kecewa dalam diri Riski Afrisal karena tak bisa membela Madura United di final Championship Series Liga 1 lawan Persib Bandung.

Apalagi, ini pengalaman pertama bisa membawa timnya masuk final kompetisisepak bola tertinggi di Indonesia.

Namun, setelah ikut berjuang dari awal dan masuk final, ia malah harus meninggalkan Madura United.

Kekecewaan itu akan terbawa sampai ke Italia, karena Rizki Afrisal sudah harus terbang ke Italia pada Sabtu (25/4/2024) untuk melakukan pemusatan latihan timnas U-20 di Como.

Rizki Afrisal berada di Italia sampai 31 Mei, lalu segera pergi ke Prancis untuk menghadapi turnamen Toulon Cup 2024 yang digelar 4-26 Juni 2024.

Artinya, di saat leg kedua final Champions Series Liga 1 di kandang Madura United, ia hanya bisa menyaksikan dan berdoa dari Italia.

Kesempatan tampil di laga bersejarah dan besar itu hilang, apalagi akan begitu meriah jika Madura United juara.

Sedangkan leg pertama akan digelar di kandang Persib Bandung, Minggu (26/5/2024).

"Secara pribadi agak sedikit kecewa," aku Riski Afrisal menanggapi nasib harus absen di saat Madura United tampil di final.

"Apalagi, ini musim pertama saya. Kesempatan juga buat Madura United (untuk juara) karena masuk final tahun ini," tamabhnya.

Namun, buah simalakama itu harus ditelan Riski Afrisal dan dia mengambil pilihan dengan kepentingan lebih besar.

Toh, ia juga mendapat pengalaman dan pelajaran berharga bersama timnas U-20 dan akan memengaruhi jalan kariernya.

Pemain sayap berumur 18 tahun ini sudah menjadi andalan Madura United sejak awal.

Pada babak final Chmpionship Series Liga 1 lawan Borneo FC, ia tampil penuh di leg pertama. Timnya pun meraih kemenangan 1-0.

Di leg kedua, ia bermain 45 menit terakhir dan ikut membantu timnya menang 3-2 untuk memastikan ke final Championship Series Liga 1.

Perjuangan satu musim itu akhirnya membawa Madura United ke partai puncak untuk berebut gelar juara dengan Persib Bandung.

Tapi, di momen penting itu Riski Afrisal justru harus meninggalkan Madura United.

"Setelah lawan Borneo, saua mendapat telepon dari coach Indra Sjafri untuk gabung (dengan timnas U-20) ke Italia dan tampil di Toulon Cup di Prancis," cerita Riski Afrisal.

Di situlah dia merasa berada di persimpangan, tapi mudah mengambil keputusan karena kepentingan tim nasional bagaimana pun lebih penting. Apalagi ia masih pemain junior yang butuh banyak pengalaman dan ini kesempatan langka juga.

Menurutnya, pihak klub Madura United juga melihat secara bijak dan memberi izin kepadanya untuk bergabung dengan timnas.

"(Klub) enggak keberatan. Sebelumnya sudah diomongkan lebih dulu. 'Kamu ada panggilan ke timnas, mau gak?' Saya bersedia terus ikut ke sini (timnas), tutur Riski Afrisal.

Memang ada sedikit kekecewaan, karena tak bisa ikut merasakan dinamika final Liga 1. Namun itu sesuatu yang wajar.

Toh, ia bisa mendukung dan berdoa dari jauh.

"Insyaallah (Madura United) juara. Semoga di Madura saya juga bisa berkembang lagi dan bisa lebih baik di musim berikutnya," harapnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P