Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Virus itu diperkirakan menular dari fans yang mencoba mendekat kepada para pemain.
"Kita sudah bekerja sama dengan pihak pengamanan hotel dan kepolisian," terang Arya Sinulingga.
Hanya saja, pengamanan ketat tidak dilakukan saat pemain berada di bandara, karena belum terlalu signifikan.
"Kalau di bandara sampai kini belum menjadi konsen kita, sebab fans yang mengejar pemain hanya dua sampai lima orang. Kalau cuma lima orang kita juga jangan terlalu paranoid," jelasnya.
Justru yang menjadi konsen lain dari PSSI adalah perilaku suporter atau netizen agar tidak rasialis atau melakukan diskriminasi gender.
"Kita berharap supirter atau netizen tidak diskriminatif terhadap perempuan dengan mengatakan hal-hal yang tak benar terhadap fans perempuan Indonesia," tandas Arya Sinulingga.
Apalagi, di tengah sepak bola dunia sedang berusaha menyatukan semua pihak, tak elok jika justru muncul tindakan-tindakan rasial atau diskriminatif.
"Netizen juga harus mulai belajar menghargai nilai-nilai sepak bola yang menjunjung unity (persatuan)," tegasnya.
Ia menegaskan, rasis dan diskriminasi gender merupakan musuh bersama dan utama dari sepak bola di dunia.