Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah serangan balik irak pun segera memporak-porandakan pertahanan Tim Garuda.
Kapten tim Jordi Amat yang mencoba menghentikan Youssef Armyn, justru melakukan pelanggaran yang dianggap keras dan diganjar kartu merah.
Sebuah kerugian yang termasuk akibat tindakan remeh pula, karena sebenarnya Jordi Amat bisa melakukan aksi lain yang lebih aman.
Situasi itu semakin mempersulit permainan Indonesia.
Usaha mengejar ketertinggalan pun begitu berat dengan 10 pemain, meski pelatih Shin Tae-yong melakukan serangkaian pergantian pemain.
Bukannya membongkar pertahanan lawan, justru pertahanan Indonesia sering terancam.
Bahkan pada menit ke-72, Indonesia kembali mendapat hukuman penalti akibat pelanggaran Ernando Ari kepada Ali Jasim.
Ernando Ari tampak sedikit terlambat mengantisipasi pergerakan Ali Jasim yang memburu umpan terobosan.
Bukannya mampu menghalau bola, tanngannya justru terkena kaki Ali Jasim dan berbuah hadiah penalti buat Irak.
Untungnya, tendangan penalti Aymen Hussein melambung dan gagal menambah gol.
Tapi, blunder kemudian dilakukan Ernando Ari ketika menerima bola back-pass Asnawi Mangkualam.
Meski ditekan dua pemain lawan, Ernando Ari justru berusaha menggocek bola.
Akibatnya fatal. Ali Jasim berhasil merebut bola dan dengan mudah membobol gawang Indonesia. Irak pun menang 2-0.
Sebelumnya, pada play-off Olimpiade lawan Guinea di Prancis, 9 Mei 2024, Indonesia juga kalah 0-1 akibat pelanggaran di kotak penalti.
Guinea hanya bisa menang setelah mampu menyelesaikan satu dari dua hadiah penalti yang diberikan wasit.
Kali ini pun, kekalahan Indonesia dari Irak juga berawal dari hukuman penalti.