Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertama, ketiadaan Piala Presiden. Agenda pramusim semestinya diserahkan pada klub dan tidak bisa dipaksakan operator.
Thomas Doll pernah menganggap remeh Piala Presiden karena tidak sesuai dengan periodisasi pramusim yang sudah ia susun.
Dengan batalnya rencana Piala Presiden, klub bisa mengatur laga pramusim dengan tujuan pemain siap saat kick-off 9 Agustus.
Kedua, tak ada penghentian saat Asean Cup 2024 bergulir. Turnamen ini digelar di luar agenda FIFA, sehingga menjadi benalu bagi kompetisi lokal.
Timnas Indonesia juga punya agenda lebih berat Kualifikasi Piala Dunia 2026, sehingga Piala AFF patut dikesampingkan.
Ketiga, tidak ada babak championship. Adanya babak tambahan setelah babak reguler menyalahi integritas kompetisi.
Liga 1 tidak digelar dua wilayah, sehingga juara kompetisi sudah sepatutnya ditentukan melalui babak reguler.
Dengan ketiadaaan babak final four, klub juga terhindar dari agenda ekstra empat minggu di akhir kompetisi.
Durasi kompetisi juga akan menjadi sehat, karena bergulir Agustus-Mei untuk seluruh tim.
Jadwal di Liga 1 2024/25 juga membuat timnas Indonesia akan diuntungkan.
Ada jeda empat hari dari matchday terakhir Liga 1 sebelum training camp timnas pada tiap jeda internasional.
Patut dicatat pula, tak ada agenda penundaan kompetisi saat Pilkada 2024 serentak pada November mendatang.
Kini tinggal menunggu konsistensi PSSI dan PT LIB menerapkan jadwal yang sudah sedemikian baik ini.
Baca Juga: Prediksi Timnas U-Indonesia Vs Singapura - Dua Tahun Lalu Gelontor 9 Gol, Malam Ini Berapa?