Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas U-23 Indonesia gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024 akibat kalah dari Guinea di babak play-off, diwarnai wasit kontroversial Prancis.
Olimpiade Paris 2024 berakhir mengharukan dan membahagiakan bagi Indonesia.
Bulutangkis gagal meraih medali, dan panjat tebing mengambil alih sebagai olahraga paling berprestasi.
Veddriq Leonardo menyabet emas dari panjat tebing pada Kamis (8/8/2024) sore.
Atlet asal Pontianak itu mengalahkan wakil China Wu Peng dengan jarak waktu hanya 0,02 detik!
Jarak setipis itu juga yang memisahkan timnas U-23 Indonesia dengan kelolosan ke putaran final Olimpiade.
Garuda Muda tiga kali kalah dalam tiga laga penentuan menuju Paris, yaitu semifinal Piala Asia U-23 2024, perebutan tempat ketiga, dan play-off.
Andai Indonesia memenangi satu saja laga tersebut, kita akan menyaksikan Rizky Ridho dkk berlaga di negeri Thierry Henry.
Kekalahan paling menyesakkan terjadi pada laga play-off Olimpiade yang digelar di Clairefontaine, Paris.
Baca Juga: Persija Umumkan Skuad untuk Liga 1 2024/25, Lagi-lagi Tak Penuhi Kuota Pemain Asing
Partai melawan Guinea itu tidak ditentukan oleh musuh yang lebih baik, melainkan wasit yang tidak kompeten.
Wasit Francois Letexier bertugas tanpa VAR dalam pertandingan yang digelar di lapangan latihan.
Letexier dengan VAR sanggup memimpin final Liga Champions Eropa, tetapi tanpa VAR, ia hanya wasit fana.
Pengadil Borussia Dortmund vs Real Madrid itu tercatat memberikan tiga kerugian untuk Indonesia.
Momen pertama yaitu pelanggaran Witan Sulaeman terhadap Algassime Bah yang berbuah hukuman penalti.
Tayangan ulang menunjukkan kontak awal dua pemain itu terjadi di luar kotak.
Momen kedua yaitu tekel Alfeandra Dewangga terhadap Bah yang semua orang menganggap itu bersih.
Namun Letexier menilai itu pelanggaran dan berbuah penalti kedua untuk Guinea.
Momen ketiga yakni Letexier mengusir Shin Tae-yong yang membela timnya dari ketidakadilan.
Guinea menang 1-0 untuk lolos ke Olimpiade, Indonesia gagal lolos untuk pertama kali sejak 1956.
Baca Juga: Laga Pembuka Persib Bandung, Bojan Hodak Ungkap Kabar Buruk soal Febri Hariyadi