Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Brisbane Roar sedang dalam trending topik setelah mendatangkan bintang timnas Indonesia, Rafael Struick.
Brisbane Roar merupakan klub yang mentas di kasta tertinggi Liga Australia alias A-League.
Mereka resmi mendatangkan Rafael Struick dari ADO Den Haag tanpa mengeluarkan biaya transfer.
Jauh sebelum ini, tim yang bermarkas di Lang Park itu memiliki nama Queensland Roar.
Klub ini menjadi saksi berakhirnya karier pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, ketika menjadi pemain profesional.
STY gagal mendapat julukan one man club setelah memutuskan hijrah dari Seongnam Ilhwa Chunma pada 2005.
Baca Juga: Susul Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick Gabung Klub Milik Pengusaha Indonesia
Ia berlabuh ke Queensland Roar ketika sudah menginjak usia 35 tahun.
STY yang kala itu berposisi sebagai gelandang hanya mencatat satu penampilan bersama Queensland Roar.
Di klub ini pula STY meneruskan kariernya sebagai pelatih.
Ia ditunjuk menjadi asisten pelatih Queensland Roar selama tiga musim pada 2005-2008.
Seiring berjalannya waktu, Queensland Roar berevolusi menjadi Brisbane Roar.
Klub yang identik dengan jersey oranye ini pernah menjadi tiga kali menjuarai Liga yakni 2011, 2012, dan 2014.
Brisbane Roar juga punya kesamaan dengan garis keturunan Rafael Struick, Belanda.
The Roar, julukannya, menjadi salah satu dari 38 klub yang didirikan oleh imigran Belanda di Australia.
Sebagaimana dikutip dari Dutch-Australian Cultural Center, para imigran Belanda mendirikan tim di beberapa wilayah Australia pada 1950-an hingga awal 1960-an.
Baca Juga: Shin Tae-yong Soroti Mental Pemain Timnas Indonesia usai Imbangi Australia
Total ada 38 klub dibentuk oleh para imigran tersebut di Negeri Kangguru.
Mayoritas dari klub-klub itu masih mempertahankan karakteristik federasi Belanda, KNVB.
Salah satunya jersey yang identik dengan warna oranye.
Memasuki era 2000-an, Brisbane Roar mulai berpindah-pindah kepemilikan.
Puncaknya pada 2011, pengusaha asal Indonesia yang bernaung dalam Grup Bakrie resmi mengakuisisi 70 persen sahan Brisbane Roar.
Hanya berselang setahun Grup Bakrie sudah bisa memegang kuasa penuh atas saham The Roar.
Keluarga Bakrie nyaris menjual klub ini pada 2016 karena krisis keuangan.
Akan tetapi, mereka tetap berupaya untuk mempertahankan kepemilikan klub ini.
Hingga kini, Grup Bakrie masih memegang kepemilikan saham mayoritas Brisbane Roar.
Kehadiran Rafael Struick diharapkan bisa kembali meningkatkan finansial klub.
Terutama dari segi penjualan jersey dan sponsor yang bisa masuk dengan memanfaatkan nama besar Struick di timnas Indonesia.
Anindya Bakrie, selaku pemilik saham klub tersebut, tampak kegirangan dengan kehadiran Struick.
"Selamat untuk pemain timnas Indonesia Rafael Struick yang baru bergabung dengan Brisbane Roar," tulis Anindya dalam unggahannya di Twitter.
"Senang sekali klub milik keluarga Bakrie bisa kembali menjadi pilihan pemain timnas untuk menimba ilmu,"
"Semoga ilmu dan pengalaman yang didapat bisa berkontribusi untuk kemajuan sepak bola Indonesia," jelasnya.
Penyerang berusia 21 tahun itu dikontrak selama satu musim hingga 30 Juni 2025.
Musim lalu, Brisbane Roar finish di urutan sembilan klasemen dengan 30 poin dari 27 laga.